Surabaya, 18 Juli 2024 – Tiga mahasiswa Universitas Tujuh Belas Agustus 1945 Surabaya (UNTAG) Surabaya, Firda Oppi Rahmasari, Nicholas Patrick Wiguna, dan Irfan Wijaya, bersama dosen pembimbing lapangan Muhammad Ro'isyul Basyar, menciptakan sebuah inovasi teknologi tepat guna di Pasar Keramat, Dusun Wonokerto. Inovasi tersebut berupa tempat sampah pintar berbasis Arduino yang diharapkan dapat membantu pengelolaan sampah di pasar tradisional tersebut dengan lebih efektif dan efisien.
Tiga mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya berhasil menciptakan inovasi tempat sampah pintar berbasis Arduino untuk membantu pengelolaan sampah di pasar tradisional. Firda Oppi Rahmasari, Nicholas Patrick Wiguna, dan Irfan Wijaya, di bawah bimbingan dosen Muhammad Ro'isyul Basyar, mengembangkan alat ini sebagai bagian dari program Kuliah Kerja Nyata (KKN) mereka di Pasar Keramat, Dusun Wonokerto.
Tempat sampah pintar ini dirancang untuk membuka dan menutup secara otomatis menggunakan sensor ultrasonik dan motor servo. Ketika seseorang mendekat dalam jarak tertentu, tutup tempat sampah akan terbuka sendiri, memudahkan pembuangan sampah tanpa harus menyentuh tempat sampah secara langsung. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir kontak fisik dengan tempat sampah, sehingga dapat membantu mencegah penyebaran penyakit, terutama di pasar tempat orang ramai
"Kami terinspirasi untuk membuat alat ini setelah melihat kondisi pengelolaan sampah di Pasar Keramat yang masih konvensional," ujar Firda Oppi rahmasari, tim pengembang.
"Dengan tempat sampah pintar ini, kami berharap dapat meningkatkan kebersihan dan mengurangi penyebaran kuman di area pasar."Nicholas Patrick Wiguna menambahkan,
"Alat ini menggunakan Arduino Uno sebagai mikrokontroler utama, yang kami program untuk mengendalikan sensor ultrasonik dan motor servo. Kami juga menambahkan fitur indikator LED yang akan menyala merah ketika tempat sampah sudah penuh, memudahkan petugas kebersihan untuk segera mengosongkannya." Irfan Wijaya menjelaskan bahwa tim mereka menghabiskan waktu sekitar satu bulan untuk merancang, membangun, dan menguji prototipe tempat sampah pintar ini.
"Tantangan terbesar kami adalah mengoptimalkan sensitivitas sensor dan memastikan daya tahan baterai yang cukup untuk penggunaan sehari-hari di pasar," tambahnya.Dosen pembimbing lapangan, Muhammad Ro'isyul Basyar, menyatakan kebanggaannya atas inovasi mahasiswanya.
 "Proyek ini menunjukkan bagaimana teknologi sederhana dapat diterapkan untuk mengatasi masalah sehari-hari di masyarakat. Ini adalah contoh nyata dari misi perguruan tinggi untuk berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan," katanya.Kepala Pasar Keramat, menyambut baik inisiatif ini. "Kami sangat mengapresiasi kreativitas mahasiswa Untag. Tempat sampah pintar ini tidak hanya membantu meningkatkan kebersihan pasar, tetapi juga mengedukasi pedagang dan pengunjung tentang pentingnya membuang sampah dengan benar," ujarnya.
Hal ini diharapkan dapat menjadi solusi praktis untuk meningkatkan kebersihan dan kesehatan lingkungan di pasar-pasar tradisional.Inovasi tempat sampah pintar ini merupakan contoh nyata bagaimana teknologi sederhana dapat dimanfaatkan untuk mengatasi permasalahan sehari-hari. Dengan menggabungkan kreativitas mahasiswa dan kebutuhan masyarakat, proyek ini tidak hanya memberikan solusi praktis tetapi juga mendorong kesadaran akan pentingnya kebersihan lingkungan di ruang publik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H