Mohon tunggu...
Nicholas Saputra Pratama
Nicholas Saputra Pratama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Internasional UPN "Veteran" Yogyakarta 151210157

Gemar membaca karangan fiksi dan mengamati peristiwa lokal maupun internasional.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Asian Games 2018 sebagai Upaya Diplomasi Publik Indonesia yang Mahal

31 Mei 2024   13:19 Diperbarui: 31 Mei 2024   17:06 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Setiap negara pasti mempunyai strategi untuk mempromosikan negaranya di dunia internasional agar mendapatkan citra yang positif oleh masyarakat internasional. Salah satu caranya adalah dengan melakukan diplomasi publik, metode diplomasi publik adalah sebuah proses yang dilakukan oleh pemerintah untuk memberikan pengertian terhadap negara itu sendiri, budaya, kepentingan nasional, dan berbagai kebijakan yang dikeluarkan oleh negara. Seorang ahli juga berpendapat bahwa diplomasi publik adalah upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan kualitas komunikasi antara negara dengan masyarakat. (Jay Wang, 2006) Selain itu beberapa berpendapat bahwa diplomasi publik sebagai usaha yang digunakan agar dapat mempengaruhi orang lain di luar negaranya dengan metode yang positif sehingga dapat mengubah cara pandang orang yang dipengaruhi tersebut. (Jan Melissen, 2006) Melalui berbagai definisi di atas dapat dikatakan bahwa diplomasi publik mempunyai fungsi untuk mempromosikan negara dengan kepentingan nasionalnya dengan berbagai cara yang komunikatif sehingga dapat memenangkan hati target diplomasinya dan membangun pandangan yang positif melalui instrumen soft power

Indonesia merupakan negara yang kerap melakukan diplomasi publik. Melalui Kementerian Luar Negeri Indonesia menyelenggarakan berbagai program yaitu Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing (BIPA), Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia, dan program-program lainnya. Tujuan dari diselenggarakannya berbagai program tersebut adalah untuk melakukan diplomasi publik yang fungsinya adalah untuk mempromosikan citra positif Indonesia bagi masyarakat internasional. Hal tersebut penting dilakukan karena Indonesia mempunyai berbagai aset yang dapat dipromosikan, di mana diantaranya adalah tentang demokrasi, agama, dan budaya. Diplomasi publik yang dilakukan Indonesia diharapkan agar Indonesia dapat membangun hubungan yang baik dengan negara-negara lain sehingga dapat melancarkan potensi terbentuknya kerjasama lainnya yang lebih komprehensif dengan negara lain. Oleh karena itu Indonesia gencar melakukan kerjasama baik secara bilateral ataupun multilateral.

Pendekatan diplomasi publik yang dilakukan Indonesia tak hanya diselenggarakan dalam level bilateral saja namun juga multilateral. Salah satu diplomasi publik yang dilakukan Indonesia adalah melalui Asian Games, acara tersebut merupakan acara yang diikuti oleh atlet dari berbagai negara yang ada di Asia. Asian Games diselenggarakan setiap 4 tahun sekali di mana Indonesia pernah menjadi tuan rumah pada tahun 1962 dan 2018. Bagi Indonesia Asian Games tidak hanya sebagai ajang kompetisi olahraga biasa, namun Indonesia memanfaatkan momen tersebut untuk mempromosikan wisatanya sehingga dapat menciptakan gambaran Indonesia yang baik di mata internasional. Pada tahun 2018, saat di mana Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games merupakan salah satu momentum Indonesia untuk melakukan diplomasi publik. Melalui Asian Games ini, Indonesia yang menjadi tuan rumah telah melakukan berbagai upaya untuk mempromosikan negaranya.

Asian Games yang diselenggarakan Indonesia pertama kali terjadi di era Soekarno, kala itu karena Indonesia menjadi tuan rumah Presiden Soekarno menggerakkan berbagai pembangunan fasilitas-fasilitas megah seperti Gelora Bung Karno, Persimpangan Semanggi, Monumen Selamat Datang, TVRI, dan berbagai fasilitas megah lainnya. Hal tersebut dilakukan karena Soekarno ingin menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia merupakan negara yang besar, terlepas dari biayanya yang besar Soekarno menganggap bahwa terdapat dampak lainnya yang berpengaruh positif bagi Indonesia. Terlebih pada saat itu, Indonesia adalah negara yang sedang membutuhkan pengakuan dan legitimasi dari dunia Internasional. Asian Games yang diselenggarakan di Indonesia pada tahun 1962 pada akhirnya dapat meningkatkan citra positif Indonesia terhadap dunia internasional, di mana Indonesia mulai disegani oleh berbagai negara yang ikut dan menyaksikan acara tersebut. Tak ingin menyia-nyiakan kesempatannya sebagai tuan rumah Indonesia kembali melakukan usahanya untuk menyelenggarakan Asian Games di tahun 2018 dengan maksimal.

Pada tahun 2018 Indonesia diberikan kesempatan untuk menjadi tuan rumah Asian Games dengan menggantikan Vietnam. Asian Games yang diselenggarakan di Indonesia tahun tersebut dilakukan di dua kota yaitu Jakarta dan Palembang, khususnya di tanggal 18 Agustus hingga 02 September 2018. Sebagai upaya promosi budaya yang ada di Indonesia, pada waktu itu maskot yang didesain terinspirasi dari 3 hewan khas Indonesia yaitu Bhin Bhin yang khas dari Papua, Rusa Bawean yang khas dari Pulau Bawean, dan Badak Bercula Satu yang berasal dari Ujung Kulon. Ketiga hewan tersebut didesain secara unik menjadi karakter yang digunakan sebagai maskot dalam Asian Games pada waktu itu. Selain itu, karakter yang terdapat pada maskot tersebut juga menggunakan berbagai pakaian yang menggunakan motif khas Suku Asmat dari Papua, motif Tumpal dari Jakarta dan motif bunga khas Palembang. Maskot yang didesain sedemikian rupa tak hanya menjadi satu-satunya upaya Indonesia untuk melakukan diplomasi publiknya.

Indonesia melakukan upaya yang maksimal dalam menyelenggarakan Asian Games pada tahun 2018. Biaya operasional yang dikeluarkan Indonesia sendiri mencapai 34,6 triliun yang digunakan untuk pembaruan infrastruktur dan fasilitas, promosi pariwisata, dan biaya belanja lainnya yang digunakan dalam rangka menyelenggarakan Asian Games yang dapat memukau dunia internasional. Selain melalui maskot yang digunakan untuk mempromosikan budaya Indonesia, Indonesia pun melakukan Pawai Obor yang melintasi Bukit Tinggi, Danau Toba, Banyuwangi, Gilimanuk, Raja Ampat dan Tanjung Bira. Daerah-daerah tersebut merupakan daerah wisata yang sengaja dilintasi agar Indonesia dapat mempromosikan wisata-wisata alamnya yang indah. Niatnya Indonesia dalam menyelenggarakan Asian Games memberikan hasil yang positif bagi Indonesia di mana acara ini pada akhirnya dapat berjalan dengan lancar di mana Indonesia pun dapat mempromosikan budaya Bhineka Tunggal Ika serta berbagai wisatanya yang unik. Upaya diplomasi publik terlihat dalam penyelenggaraan Asian Games pada tahun 2018, Indonesia dengan biaya operasionalnya yang sangat besar dapat menciptakan acara yang megah disertai dengan nuansa budaya Indonesia. Melalui Asian Games tahun 2018 ini Indonesia tentu dapat menciptakan citra yang positif bagi negara-negara khususnya di Asia yang ikut dan menyaksikan acara ini.

Sumber:
https://journal.unpad.ac.id/padjir/article/download/22213/13379
https://journal.unair.ac.id/filerPDF/03_Hennida_DIPLOMASI%20PUBLIK.pdf
https://unpar.ac.id/peran-diaspora-indonesia-membangun-citra-melalui-diplomasi-publik-di-norwegia/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun