Dikenal dengan lengan yang kuat dan kuda yang kuat, sekolah Beks diluncurkan pada awal abad ke-20 oleh sarjana Cina Sheikh Daud Muhammad Tatar. Dalam Genesis of Other Antiquities, dikisahkan seorang bernama Tjang Ok berkelana ke tanah Betawi. Keahlian Chiang Ok sebagai prajurit membawanya bertemu dengan seorang guru Betawi bernama Ki Mahali.
Dalam adu keterampilan, Tjang Ok mendemonstrasikan kesaktiannya dengan mencelupkan tangannya ke dalam pasir panas atau minyak panas dalam wajan. Berhadapan dengan kepiawaian Tjang Ok, Ki Mahal tersenyum mengangkat panci berisi minyak panas lalu menuangkannya ke seluruh tubuhnya. Tjang Ok berlutut dan kemudian menjadi sahabat Ki Mahal.
Ki Mahali dan Tjang Ok mewariskan ilmunya kepada Guru Muhammad Yahya dan pada saat yang sama Tjang Ok Beks mewariskan ilmu silat kepada Haji Jalih. Haji Jalih menyampaikan hal ini kepada Haji Maidh yang kemudian menyampaikan informasinya kepada Abdillah. Dari guru Muhammad Yahya, Haji Maidh dan Abdillah, Muhammad Nawawi yang kini menjadi guru besar zaman purbakala di PPS mempelajari silat Beksi yang dicampur dengan silat Betawi.
Seorang yang haus akan ilmu, Nawawi terus menimba ilmu di bawah bimbingan ayahnya Haji Abdul Halim dan juga ibu mertuanya Kyai Haji Guru Marzuki. Ia juga berguru pada Gang Tapekong Koh Liong, Pasar Baru, Kebayora Lama Ishak, Ki Masyur Cikarangi Jawa Barat, Kampung Pandawa Lima Kyai Haji Muhammad, Banten Kulon dan Gusti Mukri di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. .
PPS Purbakala beberapa kali berganti nama dalam perkembangannya. Pada tahun 1974, perguruan tinggi ini berganti nama menjadi Purbekala, berasal dari kata Putra Beksi Kebayoran Lama, yang semula bernama PS Putra Beksi. Kemudian pada tahun 1979, perguruan tinggi ini berganti nama lagi menjadi arkeologi...
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI