Mengunjungi tempat wisata di tengah terpaan pandemi Covid-19 seolah menjadi hal yang cukup merepotkan. Ketatnya protokol kesehatan dan beragamnya regulasi yang ada, membuat kita seolah "kewalahan" sebelum pergi. Walau memang tidak dapat dipungkiri, masalah utamanya terletak pada diri kita sendiri yang was-was terpapar Covid-19 dan kita yang harus mendukung program pemerintah untuk di rumah saja.
Namun siapa bilang dengan di rumah saja kita tidak bisa mengunjungi tempat wisata yang kita inginkan?
Nah kali ini, saya mendapatkan salah satu tugas dari dosen mata kuliah Produksi Multimedia, yang mana tugasnya adalah untuk mengomentari sebuah video. Tanpa berpikir lama lagi, video awal yang terlintas dibenak saya adalah video tentang objek wisata.Â
Bermula dari sebuah "ke-random-an" saya mencari video wisata di YouTube, akhirnya saya mendarat di salah satu video karya NET TV yang membahas mengenai "Wisata Pulau Seribu" lewat program tayangannya NET 12.
Dalam video reaction saya, tidak ada hal-hal yang saya kritisi secara tajam, namun justru sebaliknya. Banyak hal menarik yang juga saya apresiasi untuk video ini. Hanya saja pada detail-detail kecil yang ada, menurut saya dapat lebih baik lagi apabila mendapatkan perhatian khusus.Â
Hal pertama yang saya kritisi adalah soal pemilihan font yang digunakan dalam video. Dalam cuplikan gambar yang sudah saya lampirkan di atas, menurut saya font tersebut kurang sesuai dan kurang klop dengan frame video yang ditampilkan.Â
Sehingga kesan yang muncul pertama dibenak saya ialah kurang pas. Namun kembali, ini adalah soal selera. Apabila saya diminta menyarankan, jenis pemilihan font yang saya pilih adalah yang terkesan "umum dan simple".
Untuk masukan selanjutnya yang dapat saya berikan untuk video ini adalah pada penyebutan data seperti luas pulau yang juga dapat dicantumkan secara visual.Â
Dalam video ini, informasi luas pulau yang diberikan hanya diinformasikan melalui dubbing suara. Menurut saya, apabila ada data tertulis lewat visual, hal tersebut dapat lebih tertanam di benak seseorang.
Masukan lainnya yang saya lontarkan adalah mengenai informasi tambahan yang seharusnya dapat ditambahkan. Dalam hal ini contohnya mengenai informasi alat menyelam atau snorkeling yang belum disebutkan.
Selain itu, di pertengahan video saya juga kerap memberikan apresiasi terkait baiknya penataan alur video yang ditampilkan. Dalam hal ini, saya yang memposisikan diri sebagai penonton merasa sangat masuk dalam jalan cerita yang diberikan dan tidak terkesan adanya kejanggalan.
Contoh video yang saya maksudkan adalah pada alur mengunjungi pulau seribu. Video ini dimulai dari naik perahu, lalu menyelam, dan seterusnya. Sehingga terkesan rapi dan terstruktur.
Selain itu, ada juga masukan lainnya yaitu mengenai kesesuaian informasi. Penyampaian informasi pada dubbing suara saya lihat kurang sesuai dengan footage video yang ditampilkan.
Dalam hal ini maksudnya seperti penyebutan lokasi  "Semak Daun" yang sudah diperkenalkan beberapa detik sebelumnya, namun papan lokasi "Semak Daun" nya muncul beberapa waktu setelahnya.
Salah satu yang saya sukai juga dari video ini adalah perihal pemilihan angle informasi. Memasukkan informasi mengenai budidaya penyu sisik di Kepulauan Seribu, adalah sebuah ide cerdas dan justru menjadi daya tarik di video ini.Â
Mulai dari peranakan penyu, wisatawan yang berkunjung, semua muncul dalam video dan saling melengkapi informasi.Â
Selain itu, penjelasan yang muncul setelahnya juga sangat relevan. Dimana dijelaskan bahwa di sekitar tempat budidaya penyu tersebut terdapat pelestarian hutan bakau.
Hal yang perlu diapresiasi juga dari video ini adalah penayangan informasi tambahan, atau dalam dunia jurnalistik dikenal dengan istilah "cover both side".Â
Dalam video ini ditampilkan juga informasi tambahan dari Bupati Kepulauan Seribu, Asep Syarifudin yang bercerita mengenai langkah yang dilakukan ketika merespon wisatawan yang berkunjung.
Di akhir video juga sangat baik dengan menjadikan tempat cinderamata atau oleh-oleh sebagai penutup video. Menurut saya ini adalah salah satu hal yang sangat baik dan brilian. Pemanfaatan angle ini sangat sesuai dengan konteks tempat wisata dan pemilihan alur di akhir video saya rasa sangat tepat.
Lebih kurangnya mengenai tanggapan atau komentar saya terkait video tersebut sebenarnya juga telah saya tampilkan lewat video reaction yang telah saya unggah pada kanal YouTube pribadi saya. Nah mungkin untuk kamu yang berminat bisa mengunjungi halaman tersebut ya.Â
Selain itu, kamu juga bisa menambahkan komentar untuk video tersebut loh. Silakan saja menuliskannya di kolom komentar.Â
Aku tunggu ya! :")
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H