Teknologi Perikanan Laut dan Keramba Jaring ApungÂ
                                                           (Underwater Agriculture)
Â
Kandungan Air
Air merupakan komponen dasar dari kehidupan di bumi, dan lebih dari 70% permukaan bumi ditutupi oleh air. Dalam konteks sumber daya hayati kelautan, air laut memainkan peran yang sangat penting sebagai medium yang mendukung kehidupan bagi berbagai organisme laut. Air laut memiliki sifat dan komposisi yang berbeda dibandingkan air tawar. Kandungan air laut umumnya terdiri dari:
- Garam Terlarut (Salinitas)
- Salinitas air laut rata-rata adalah sekitar 35 bagian per seribu (ppt), artinya setiap kilogram air laut mengandung sekitar 35 gram garam. Salinitas ini sangat penting bagi ekosistem laut karena banyak organisme laut hanya dapat hidup dalam kisaran salinitas tertentu.
- Gas Terlarut
- Â Selain garam, air laut juga mengandung berbagai gas terlarut yang penting bagi kehidupan organisme laut, seperti oksigen (O2), karbon dioksida (CO2), dan nitrogen (N2). Gas oksigen terutama dibutuhkan oleh ikan dan organisme laut lainnya untuk respirasi.
- Nutrien dan Zat Organik
- Air laut juga kaya akan nutrien seperti nitrat, fosfat, dan silikat yang penting bagi pertumbuhan fitoplankton, tumbuhan laut, dan organisme autotrof lainnya.
- Mikroorganisme dan Fitoplankton
- Fitoplankton adalah organisme autotrof kecil yang melayang-layang di kolom air dan melakukan fotosintesis. Mereka merupakan produsen utama di ekosistem laut, karena menghasilkan energi melalui fotosintesis yang kemudian dikonsumsi oleh organisme lainnya.
Penjelasan Mengenai Aquaculture
Budidaya organisme akuatik dalam lingkungan yang terkontrol untuk konservasi atau tujuan komersial dikenal sebagai akuakultur. Berbagai spesies organisme yang dibudidayakan termasuk ikan, moluska, krustasea, dan tanaman air. Akuakultur bertujuan untuk menghasilkan produk laut yang dapat dikonsumsi oleh manusia secara lebih berkelanjutan dan efisien dibandingkan dengan perikanan tangkap. Menurut data Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), lebih dari 50% produksi ikan dunia saat ini berasal dari akuakultur, menjadikannya salah satu sektor produksi pangan terbesar di dunia.
Pembagian Aquaculture
Akuakultur dapat dibagi menjadi beberapa kategori berdasarkan jenis habitat, jenis spesies yang dibudidayakan, dan teknik yang digunakan. Berikut adalah pembagian utama dalam akuakultur:
- Berdasarkan Lingkungan Budidaya
- Berdasarkan lingkungan tempat budidayanya, akuakultur dibedakan menjadi tiga kategori utama:
- Akuakultur Air Tawar (Freshwater Aquaculture)
- Akuakultur air tawar dilakukan di lingkungan air tawar, seperti danau, sungai, atau kolam buatan. Contoh spesies yang dibudidayakan di air tawar adalah ikan nila, lele, gurami, dan ikan mas.
- Akuakultur Air Payau (Brackishwater Aquaculture)
- Akuakultur ini dilakukan di wilayah dengan air payau, yaitu percampuran antara air tawar dan air laut, seperti tambak di estuari. Spesies yang sering dibudidayakan di air payau antara lain udang vaname, bandeng, dan kepiting.
- Akuakultur Air Laut (Marine Aquaculture/Marikultur)
- Akuakultur air laut atau marikultur mencakup budidaya organisme di perairan laut, baik di laut lepas maupun di perairan pesisir. Contoh organisme yang dibudidayakan dalam sistem marikultur termasuk ikan kerapu, tuna, tiram, dan rumput laut.
- Berdasarkan Jenis Organisme yang Dibudidayakan
- Finfish Aquaculture ikan bersirip, seperti ikan nila, ikan kerapu, ikan salmon, dan ikan lele.
- Shellfish Aquaculture budidaya moluska seperti tiram, kerang, dan abalon.
- Crustacean Aquaculture budidaya krustasea seperti udang, kepiting, dan lobster.
- Aquaculture Tumbuhan Air (Aquatic Plant Aquaculture) Di sini, tanaman air seperti rumput laut, alga, dan tumbuhan air lainnya
- Berdasarkan Sistem Produksi
- Akuakultur Intensif
- Akuakultur Ekstensif
- Akuakultur Semi-Intensif
Sejarah Mengenai Aquaculture