GEREJA KATEDRAL JAKARTA DAN MASJID ISTIQLAL
Jakarta --Â Toleransi menjadi dasar dari kehidupan masyarakat pada umumnya. Tidak ada satupun negara yang tidak mendambakan adanya kestabilan sosial dalam kehidupan bermasyarakat dan negara.Â
Jakarta sebagai barometer pembangunan kota di Indonesia sengaja meletakkan bangunan Gereja Kathedral dan Masjid Istiqlal dalam posisi yang bersandingan.Â
Seolah tidak takut dengan gesekan yang terjadi karena perbedaan keyakinan, Presiden Soekarno, sebagai pencetus pembangunan Masjid Istiqlal, sengaja membangun masjid tepat diseberang gereja sebagai upaya simbolik masyarakat mampu hidup berdampingan secara bebas dan merdeka dalam menjalankan aktiftas apapun termasuk ibadah.
Masjid Istiqlal terletak di Jalan Katedral, Jakarta disebut sebagai masjid terbesar di Asia Tenggara, penulis berkesempatan berkunjung ke Gereja Katedral dan Masjid Istiqlal, Minggu (10/12). Pemandangan yang sangat baik dirasakan ketika penulis akan memarkirkan kendaraan di Gereja Katedral.Â
Pada saat itu, parkiran gereja sangat padat karena hari minggu merupakan puncak acara yang terdapat di gereja. Di tengah antrian parker, tanpa segan, pengurus gereja mengarahkan penulis untuk memarkirkan kendaraan di Masjid Istiqlal.Â
Pemandangan yang sangat luar biasa adalah ketika penulis akan memarkirkan kendaraan sekitar pukul 11.15, waktu yang berdekatan dengan kegiatan sholat jam 12.00, tidak ada pertanyaan lebih dari pengurus masjid, mereka tetap memandu kendaraan penulis secara sama seperti halnya orang lain yang memang bertujuan untuk datang ke masjid.
Seperti halnya ketika penulis berjalan, pun tidak ada pandangan yang seolah mengintimidasi dari pengunjung masjid, semua berlaangsung secara natural dan setara dengan semua pengunjung lain.Â
Hal yang cukup unik adalah, terdapat juga beberapa turis yang memiliki ciri fisik kaukasia yang secara sengaja memotret segala sudut masjid.
 Sehingga dapat dikatakan, pengurus Masjid Istiqlal Jakarta, sangat menghargai seluruh pengunjung masjid tanpa adanya diskriminasi terkait perbedaan keyakinan.
Penjaga pintu parker bernama Barokah menjelaskan bahwa, masalah iman itu adalah urusan pribadi, dalam agama Islam terdapat kata-kata yang berisikan "Bagimu agamamu, bagiku agamaku".Â