Mohon tunggu...
nicholas adhitya
nicholas adhitya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hanya tugas jangan dipedulikan

Selanjutnya

Tutup

Book

Resensi Sawerigading Datang Dari Laut Karya Faisal Oddang

24 September 2023   18:11 Diperbarui: 25 September 2023   02:48 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Book. Sumber ilustrasi: Freepik

Novel berlatar Pulau Jawa dan kota-kota besar didalamnya mungkin sudah sangat sering terdengar di telinga kita. Suasana modern yang penuh dengan cerita-cerita urban sudah terbayang jika kita membacanya. Maka dari itu kali ini saya akan mengajak kalian akan beretualang sebentar ke luar, mengenal budaya-budaya yang unik di Sulawesi Selatan dalam buku kumpulan cerpen berjudul. Sawerigading Datang Dari Laut.

Sawerigading Datang dari Laut adalah sebuah buku kumpulan cerpen terbitan CV. DIVA Press tahun 2020 karya Faisal Oddang. Dalam buku ini, Faisal Oddang mengangkat tema-tema sejarah, budaya, dan identitas Sulawesi Selatan. Buku ini terdiri dari 15 cerita pendek yang berbeda-beda latar, tokoh, dan konfliknya, namun tetap saling berkaitan dengan motif-motif khas daerah tersebut, seperti tolotang, La Galigo, dan perang saudara. Faisal Oddang menggunakan gaya bahasa yang indah, puitis, dan kadang-kadang surealis untuk menggambarkan kehidupan masyarakat Sulawesi Selatan di masa lalu dan masa kini.

Buku ini menawarkan pengalaman membaca yang menarik dan menyentuh, karena penulis mampu menggali emosi dan nilai-nilai yang terkandung dalam setiap cerita. Setiap cerita memiliki berbagai emosi yang berbeda mulai dari senang, sedih, marah, hingga takut. Beberapa cerita yang menonjol adalah “Jangan Tanyakan Tentang Mereka yang Memotong Lidahmu”, yang bercerita tentang seorang perempuan yang menjadi korban kekerasan seksual oleh tentara Belanda; “Kapotjes dan Batu yang Terapung”, yang bercerita tentang seorang anak laki-laki yang mencari ayahnya yang hilang dalam perang saudara; dan “Siapa Suruh Sekolah di Hari Minggu”, yang bercerita tentang seorang anak perempuan yang ingin bersekolah meskipun dilarang oleh adat tolotang.

Secara keseluruhan, buku ini adalah sebuah karya sastra yang layak dibaca oleh siapa saja yang tertarik dengan sejarah dan budaya Sulawesi Selatan. Penulis berhasil menghadirkan cerita-cerita yang menggugah dan menginspirasi, sekaligus mengkritik dan merefleksikan kondisi sosial dan politik di daerah tersebut. Buku ini juga menunjukkan kekayaan dan keragaman budaya Indonesia yang patut dihargai dan dilestarikan. Dengan buku ini, pembaca bisa merasakan pengalaman yang berbeda sambil mengenal budaya-budaya Sulawesi Selatan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun