Mohon tunggu...
Nicholas Hadi Saputra
Nicholas Hadi Saputra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Jember

menulis kalau sempat

Selanjutnya

Tutup

Cryptocurrency

Xaman Wallet Airdrop Vs Deposito Bank

15 Maret 2024   03:38 Diperbarui: 15 Maret 2024   03:40 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cryptocurrency. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Sebagian besar kita mungkin masih asing dengan istilah XUMM/ Xaman Wallet, Xaman Wallet adalah sebuah aplikasi dompet kripto yang memungkinkan penggunaannya untuk mengaktifkan staking secara otomatis pada aset kripto. Fitur ini membantu para investor dalam mengelola kripto mereka dengan lebih efisien dengan mengotomatiskan proses staking. Selain itu, aplikasi ini juga memberikan informasi terkait proyek kripto awal, peluncuran token yang aman, serta potensi reward yang bisa didapatkan melalui staking. Dengan demikian, Xaman Wallet memberikan solusi yang bagi para pemegang aset kripto untuk memaksimalkan investasi mereka dan memperoleh keuntungan yang lebih besar.

Pada kasus kali ini , saya akan membahas secara khusus lebih ke arah staking XRP yang dilakukan di Xaman Wallet. Staking XRP ini dilakukan sebagai bentuk investasi kita kepada projek yang kita cari sendiri di media sosial. Media sosial yang banyak bersisi projek XUMM adalah Twitter/X. Ada banyak sekali projek game dan sebagainya di X yang tergabung dengan aplikasi XUMM. Jika kita tertarik dengan projek tersebut , kita bisa menambahkan trustline projek tersebut ke wallet kita (satu trustline sama dengan 2 xrp). Imbalan yang kita dapat dari staking XRP tersebut adalah berupa airdrop. Airdrop yang diberikan berupa koin dari projek game tadi. Perlu diketahui , bahwa 2 XRP yang di jadikan trustline tadi tidak bisa kita jual belikan kecuali kita tarik trustline kita terhadap projek yang kita pilih.

Hal ini saya kaitkan dengan deposito yang sudah biasa kita kenal di bank. Saya mengkaitkan dengan deposito karena menurut ada banyak sekali kemiripan dari sistem staking dengan depostio yang kita lakukan di bank. Pada umumnya , pengguna dapat menaruh uang ke rekening deposito sesuai jangka waktu yang ditentukan. Akhirnya, setelah jangka waktu berakhir, pengguna dapat menarik dana mereka beserta bunga yang diperoleh.

Saya pribadi lebih memilih untuk meletakkan uang saya di stake di XUMM dan mendapatkan imbalan koin projek pada tenggat waktu yang telah ditentukan karena jika harga dari XRP yang saya stake tadi naik maka saya akan memperoleh keuntungan lebih, hal ini tidak bisa terjadi di deposito karena tidak akan terjadi kenaikan value pada Rupiah yang kita taruh karena rupiah merupakan fiat yang harganya cenderung stabil. Lalu bunga yang diberikan jauh kebih besar dibandingkan deposito. Berdasarkan pengalaman saya, saya pernah  menambahkan salah satu projek game ke dalam trustline saya dan menambahkan imbalan koin seharga lima ratus ribu rupiah hanya dengan modal 2 XRP setara dengan dua puluh ribu rupiah.

Namun dibalik kelebihan tersebut, ada juga kelemahan dari staking XRP jika dibandingkan dengan Deposito. Deposito terkenal sebagai instrumen investasi yang aman dan cocok bagi orang awam.Berbeda dengan staking crypto, jika harga koin yang kita staking mengalami penurunan, kita berpotensi mengalami kerugian yang lebih besar. Hal ini sangat mungkin terjadi karena harga crypto yang fluktuatif. Jika harga koin turun di bawah harga saat kita mulai staking, kita mungkin akan kehilangan lebih banyak uang saat memutuskan untuk menjual koin tersebut.

Ekosistem kripto juga masih belum sepenuhnya aman dan masih rentan terhadap serangan cyber atau tindakan yang tidak etis dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Jika platform atau layanan yang kita gunakan untuk melakukan staking mengalami kebocoran keamanan atau diretas, kita berisiko kehilangan akses atau bahkan kehilangan sebagian atau seluruh aset kripto yang disimpan di sana. 

Berbanding terbalik dengan staking crypto, deposito didukung oleh ekosistem perbankan dikenal sebagai lingkungan yang lebih stabil dan aman dibandingkan dengan dunia kripto. Bank-bank telah terbukti memiliki infrastruktur yang kuat dan tunduk pada regulasi ketat yang diawasi oleh lembaga keuangan pemerintah. Regulasi ini dirancang untuk melindungi kepentingan nasabah dan menjaga keamanan sistem keuangan secara keseluruhan. Selain itu, bank-bank juga menawarkan perlindungan asuransi deposito yang memberikan jaminan kepada nasabah terkait pengembalian dana jika terjadi kebangkrutan bank. Infrastruktur keamanan yang mapan seperti sistem keamanan informasi dan deteksi penipuan juga digunakan oleh bank untuk melindungi dana dan data nasabah dari ancaman keamanan cyber dan fisik. Dengan demikian, meskipun staking crypto menawarkan peluang investasi menarik, ekosistem perbankan tradisional tetap dianggap sebagai pilihan yang lebih aman dan dapat diandalkan bagi kebanyakan orang. Hal ini menunjukkan pentingnya untuk memilih platform staking yang andal dan aman untuk meminimalkan risiko kehilangan aset.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cryptocurrency Selengkapnya
Lihat Cryptocurrency Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun