Mohon tunggu...
Nichita Arzeti Mahardika
Nichita Arzeti Mahardika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswwa

Saya merupakan pribadi yang ceria, periang, suka bersosialisasi, suka mencoba hal baru, dan tidak mudah puas dengan capaian.

Selanjutnya

Tutup

Seni

"Batik Shaka sebagai Salah Satu Identitas Budaya : Peran UMKM dalam Mengangkat Warisan Tradisional Daerah"

24 Januari 2025   19:22 Diperbarui: 24 Januari 2025   19:22 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seni. Sumber ilustrasi: Unsplash

PONOROGO - Upaya melestarikan batik sebagai identitas dan warisan budaya Indonesia terus dilakukan berbagai kalangan, terutama para pengrajin batik. Beragam inovasi dilakukan agar ciri khas batik dibeberapa daerah tidak punah. Batik Reog dan Batik Merak misalnya, yang kurang dikenal dikalangan umum dan bahkan hampir punah, kini dipopulerkan kembali oleh pengrajin-pengrajin lokal dengan melibatkan generasi muda. 

SHAKA Boutique ( Butik & Batik ) merupakan salah satu UMKM yang ada di Kabupaten Ponorogo, yang bergerak pada dua bidang yaitu bidang jasa dan juga barang. Kenapa bisa dua bidang? karena pada SHAKA Boutique ini selain memproduksi kain batiknya sendiri, disini juga menerima jasa jahit dan juga menjual pakaian yang sudah jadi. SHAKA Butik ini berdiri sejak tahun 2003, yang awalnya hanya menyediakan jasa jahit, mendesain, dan membuat baju. Lalu di 2012 berubah menjadi SHAKA Boutique ( Butik & Batik ) dengan menyediakan layanan 2 in one, yaitu menyediakan bahan mentah ( kain ) untuk dijahit. 

Dalam kurun waktu kurang lebih 9 tahun Pak Widodo atau owner dari SHAKA Boutique ini terpikirkan untuk membuka sanggar batik sendiri karena melihat banyaknya customer yang berdatangan membawa kain batik untuk dijahitkan ditempatnya. Dengan modal kemampuan beliau dalam membatik akhirnya pada tahun 2012 beliau mulai memproduksi kain batik sendiri, disini kain batik yang sangat populer adalah Motif Reog Ponorogo dan Motif Merak.

Menurut beliau layanan 2 in one ini sangat memudahkan para pembeli untuk membeli kain batik dan menjahitkannya sekaligus pada satu tempat, dari pada harus membeli kain dilain tempat dan membawanya ke tukang jahit. Cara pemasarannya pun sekarang sudah jauh lebih maju, yang dulunya hanya lewat mulut ke mulut atau gepok tular dalam istilah jawa, kini SHAKA sudah melakukan penjualan melalui media sosial mengikuti perkembangan zaman. Selain datang ke tempat atau butiknya SHAKA juga memasarkan barang dagangannya melalui Shopee, Instagram, dan Tiktok. 

Dengan adanya SHAKA Boutique ini tentunya dapat mengangkat UMKM yang ada di Ponorogo, membuka lapangan kerja untuk masyarakat sekitar, dan juga untuk melestarikan serta menjaga identitas budaya Ponorogo yaitu Reog melalui kain batik yang diproduksinya. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun