Mohon tunggu...
Kartika
Kartika Mohon Tunggu... Guru - --

I'm just an ordinary girl who likes to read, cook, write, draw,etc.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Review buku Culture Shock! Korea

8 Desember 2020   01:42 Diperbarui: 10 Desember 2020   14:07 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari ini saya menulis perdana di Kompasiana, biasanya saya menulis di personal blog.  Kali ini saya akan mengulas tentang buku budaya Korea.

Ada banyak buku yang menarik perhatian saya, tapi buku yang benar benar mengulas tentang kebudayaan Korea secara mendalam hanya karangan Sonja Veghdak Hur dan Ben Seunghwa Hur yang berjudul ‘Culture Shock! Korea. Memang buku ini hanya ditulis ke dalam bahasa Inggris saja. Semoga nantinya ada penerbit yang tertarik menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia agar mudah dibaca semua orang.

  • Judul                     : Culture Shock! Korea A guide to Customs and Etiquette
  • Penulis                 : Sonja Veghdal Hur and Ben Seunghwa Hur
  • Pertama terbit   : 1988
  • Cetak Ulang        : 1994, 1995, 1996, 1997, 1998, 1999, 2000
  • Penerbit               : Graphic Arts Center Publishing Company
  • Halaman              : 256

Zaman sekarag ini Korea terkenal karena music Kpop dan Korean dramanya atau bisa disebut hallyu wave. Gelombang arus hallyu ini menyebar tidak hanya di wilayah Asia saja tapi ke negara Eropa dan Amerika. Banyak orang yang memuji atau menjadi fans Korean boybands/girlbands/aktor/aktris. Dikarenakan popularitas entertainment Korea sangat meningkat, banyak orang yang ingin travelling ke Korea Selatan. Nah, sebelum ke Korea alangkah baiknya kita tahu adat istiadat Korea dengan benar biar gak salah tingkah. Atau bagi yang suka mempelajari bahasa asing tak ada salahnya belajar budaya Korea, karena bahasa itu juga merupakan jembatan budaya yang mana jalur komunikasi dan interaksi antara orang satu dengan masyarakat lainnya.

Buku ini terdiri dari sembilan bab. Bab pertama menjelaskan tentang masyarakat, bahasa dan sejarah, seperti Dinasti Korea, Perang Korea, sejarah terciptanya han gul secara lengkap. Jadi, kita bakal tahu nih proses perkembangan di Korea. Bab Kedua menggambarkan tentang aliran konfusianisme, agama, keluarga, orang asing dan komunikasi non verbal.

Pada bab ketiga menceritakan tentang proses kehidupan seperti adat istiadat saat anak berumur satu tahun. Seorang anak harus memakai pakaian tradisional Korea setelah itu diperintahkan oleh orangtuanya untuk memilih barang yang mereka sukai, kalau yang dipilih uang, maka anak itu akan menjadi kaya di kemudian hari. Jika yang diambil pena, anak itu akan menjadi penulis. Saya ingat upacara ini seperti tradisi Jawa yang dinamakan ‘Tedhak Siten’.

Bab empat menggambarkan beberapa musim dan festival. Bab kelima itu tentang budaya minum, pertemanan, makanan, hari libur dan permainan tradisional rakyat Korea. Bab 6, berinteraksi dengan orang Korea, seperti saat perkenalan, memperkenalkan seseorang yang mempunyai status rendah ke orang yang statusnya lebih tinggi tidak lumrah di Korea. Sebelum mengenalkan seseorang pertama kali, teman tersebut harus memberi informasi teman siapa yang ingin dikenalkan. Di bab ini ternyata saya baru tahu, tidak mudah untuk mengenal atau bersahabat dengan orang Korea jika kita tidak punya kenalan dahulu, tapi orang Korea akan tetap menganggap kalian orang asin karena mereka masih mempunyai norma kesopanan.. Bab selanjutnya menjelaskan tentang business di Korea. Bab delapan menjelaskan tentang Keharusan Budaya. Bab terakhir menceritakan tentang benturan budaya dan cara mengatasinya.

Kesimpulan setelah saya membaca buku ini, bahasa yang digunakan sederhana dan mudah untuk dimengerti. Isi dari bukunya berhasil menjawab keingintahuan saya tentang adat dan budaya Korea secara menyeluruh dan mendalam. Ada juga beberapa hal yang boleh dilakukan dan yang tidak di Korea seperti contoh ketika sedang makan mie atau makanan, bersuara itu diperbolehka untuk memberi arti bahwa makanan yang dimakan itu enak atau menghormati orang yang memasak makanan tersebut. Makan nasi harus dihabiskan, karena jika nasi tidak habis akan membawa ketidakberuntungan. Buku ini juga terdapat beberapa foto seperti Istana Kyongbokkung, tiang tiang totem shaman, pakaian pernikahan tradisional korea, kuburan korea dan lainnya. Di bagian terakhir halaman buku juga dilengkapi dengan kata kata dan frase yang berguna sehari hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun