Mohon tunggu...
Nicha Muslimawati
Nicha Muslimawati Mohon Tunggu... -

Agronomy and Horticulture IPB 2009

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hukuman Block Seumur Hidup

22 Oktober 2013   00:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:12 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Linimasa akhir-akhir ini sepi, hanya terdengar beberapa lagu terkini yang sedang diputar. Basi katanya, jempolnya lagi-lagi digulirkan kebawah untuk melihat aktivitas di linimasa. Ada yang senang karena baru bangun tidur, ada yang memberikan motivasi, menjadi peramal bintang, dan bahkan detektif kode.

Kenko, mahasiswi tingkat akhir di sebuah universitas negeri di linimasa Bogor. Ia memiliki hobi yang unik, menguntit media sosial milik siapapun yang ia mau, bisa jadi ia menguntit kamu, aku, atau kutu-kutu. Dengan hobinya ini, Kenko banyak mendapat followers dan mention yang sebenarnya tidak begitu penting.

Cita-cita Kenko dari kecil adalah menjadi reporter livetweet, menurutnya bisa bertanya kepada orang di linimasa adalah hal yang menyenangkan, apalagi orang yang terkenal. Kuliah di jurusan komunikasi dan ikut aktif dalam kegiatan jurnalistik di kampus mengajarkannya untuk tau bagaimana cara menulis tweet yang baik.

Suatu saat, trending topic menulis kata “INSTITWEET PERTANIAN BOGOR” yang tidak lain adalah kampus Kenko. Rektor yang selama ini dihormati dikabarkan memakan uang para mahasiswa di linimasa Institweet Pertanian Bogor. Seketika itu pemberitaan ramai terkait hal tersebut.

@TWITLIVE: “Demo mahasiswa dikabarkan memakan korban. Tiga orang tewas seketika.”

@DETWEETDOTCOM: “Sang rektor dikecam,  kampus Institweet Pertanian Bogor mencekam”

Kenko seperti tenggelam dalam tab mention, ia butuh pelampung untuk menyelamatkan para followers nya. Ia kesana-kemari untuk mencari bantuan, tapi semua orang mendadak sibuk sendiri, seolah acuh tak acuh pada kondisi saat ini. Bahkan sepertinya malaikatpun sibuk membalas mention sampai mengabaikan permintaannya untuk menolong salah seorang  followers yang hampir mati.

Kenko panik, bibirnya seperti pindah ke jempol. Suasana di linimasa semakin menegang, tweet dari mahasiswa dan berbagai kalangan banyak menimbulkan reaksi.

Tidak begitu lama Polisi datang dan berhasil menggembok tweet sang rektor agar aman dari serangan. Kenko curiga, ini hanya sandiwara pihak Polisi untuk memperbaiki citra dan karakter Polisi di mata masyarakat. Kenko mengambil celah agar dapat langsung bertanya pada sang Kapolda.

“Bapak, kenapa bapak menggembok tweet rektor?”

“Itu demi keamanan orang banyak”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun