Bisa dikatakan keikutsertaan saya di event Kompasiana Blogshop hari Minggu, 25 Juli 2010 yang lalu hanya sekedar ikut-ikutan. Ada seorang sahabat yang mengajak saya, dan saya pun iseng mengajak seorang sahabat saya ikutan juga. Hehe..
Sebagai blogger, saya bisa dikatakan jarang sekali menulis. Kalau pun menulis biasanya hanya sekedar tulisan curahan hati yang - biasanya - sedang kacau. Untuk menulis sebuah artikel yang bisa dikatakan bermutu dengan analisa dan ulasan mendalam seperti para blogger senior, saya masih belum mampu.
Tapi kebetulan ada event Kompasiana Blogshop mengusung tema "Menjadi Reporter Warga" atau bahasa kerennya "Citizen Reporter" . Tema tersebut sedikit mengundang rasa ingin saya, seperti apa sih gaya jurnalisme yang selama ini diterapkan di Kompas sehingga tidak bombastis dalam menampilkan sebuah berita tapi tetap mengena tanpa (setahu saya) ada pihak yang merasa ter-zholimi.
Kebetulan pada saat Mas Iskandar Zulkarnaen sedang membagi pengetahuannya mengenai jurnalisme saya malah sibuk dengan koneksi wifi di laptop yang tiba-tiba menghilang. Kutak-katik ga ketemu-ketemu settingan yang bener sampai akhirnya beberapa poin penting yang disampaikan terlewat begitu saja. Maaf mas, ga nyimak..
Kebetulan saya juga suka jadi fotografer amatiran di beberapa event keluarga sehingga di sesi berikutnya, mengenai Foto Jurnalis yang disampaikan oleh Om Gunadi Haryanto, saya harus tinggalkan urusan wifi yang belum juga beres. Sekedar potret memotret asal-asalan sih sering saya lakukan, dan dari Om Gunadi saya jadi tahu filosofi menangkap obyek seorang manusia secara sempurna dari sudut pandang artistik fotografi. Fotonya keren-keren om... Jadi ngebet pengen punya kamera sendiri nih..
Nah kebetulan juga ada sponsor iB Perbankan Syariah, yang mengirimkan Mas Janu Dewandaru untuk menerangkan secara menarik produk-produk perbankan syariah, karena beberapa minggu sebelumnya saya pas lagi punya angan-angan pengen kredit rumah. Semoga bukan sekedar angan-angan lagi deh...
Kebetulan yang berikutnya, Kang Pepih Nugraha yang mengisi waktu sebelum makan siang dengan sharing pengalamannya mengasah insting jurnalisnya selama 20 tahun bekerja di Kompas (maaf kalo keliru kang). Entah ada faktor teknis apa sehingga makan siang tertunda tapi yang pasti perut yang tadinya udah ribut minta diisi jadi tidak terasa ketika mendengarkan pengalaman Kang Pepih meliput bermacam-macam peristiwa. Seru...
Kebetulan lagi makan siangnya gratis dan diantar ke meja masing-masing peserta, jadi ga usah repot ngantri deh. Terima kasih kepada panitia atas pelayanan yang diberikan. Dan selesai makan langsung terjun ke arena pameran mencari bahan berita untuk menulis dengan gaya Citizen Journalist.
Kebetulan yang ini sedikit tidak enak karena selesai mencari bahan berita untuk ditulis ternyata wifi di laptop masih belum bisa nyala, plus modem yang saya bawa sebagai backup juga lemot banget. Jadinya saat itu tidak bisa menulis reportase apa-apa deh..
Tapi, di akhir acara ada pembagian door prize dan kebetulan saya menjadi salah satu dari 10 orang (yang kebetulan) pria yang mendapatkan door prize modem. Hehehe.... Senangnya, dah lama pengen punya modem sendiri akhirnya kesampaian juga, walaupun gratisan..
Terima kasih Kompasiana atas acara yang bermanfaat dan banyak kebetulannya ini..