Maaf ya.. agak lama lanjutannya.
Dari semua hal yang telah dan akan terjadi pada mawar dan keluarga, selayaknya kita bersyukur pada Tuhan betapa kita baruntung mempunyai ibu yang sangat ideal, seperti pada lagu.. “kasih ibu kepada beta tak terhingga sepanjang masa.. hanya memberi tak harap kembali bagai sang surya menerangi dunia..” (maaf klo ada yg kurang tepat, hehehe).
Ngomong2 tentang lagu itu, aku sering melihat mawar menangis saat dia mendengar lagu itu, karena dia teringat satu hal. Ketika hari ibu, entah budaya dari mana mawar memberanikan diri mengirim sms untuk ibunya yg berisi lirik lagu diatas dan sebuah tulisan kecil :“Selamat hari ibu ya.. mudah2an menjadi ibu yang baik, amin. Mawar sayang ibu”. Ya, mawar memang sangat menyayangi ibunya. Saat itu ibunya langsung telpon dan memaki mawar : “Jadi kamu pikir ibu belum bisa jadi ibu yang baik, kamu jgn sok mengajari ibu!!”. Aku yang mendengarnya (karena suaranya sangat keras) tak kuasa menahan tangis dan kepalan tangan tanda kekesalanku, lalu aku bilang “kok ibumu begitu ya, seharusnya....”, mawar langsung memotong “itu semua karena ibu tidak tahu. Kamu hanya harus mendoakan”. Ya Tuhan.. betapa beruntungnya ibu durhaka itu punya anak yg mulia seperti mawar.
Tentang pendapat kompasianer, hampir semua pemikiran sama denganku. Aku berpikir mungkin ibunya tidak bahagia akan kehidupannya dan suaminya tidak mampu membahagiakannya. Dia mencari pelarian untuk kebahagiaannya. Itu memang tidak salah, karena dia juga punya hak untuk itu. Lalu bukankah setelah dia menjadi seorang isteri dan ibu, kebahagiaannya adalah suami dan anak2nya..?? kenapa dia tidak bahagia? Kenapa suaminya gak membahagiakan dia? Kenapa anak2nya tak mampu jadi sumber kebahagiaan dia?? Jawabannya adalah karena si ibu gak ikhlas dan ketidak ikhlasannya itu karena dia tidak pernah mencintai suaminya (hasil perjodohan orang tua) dan dia tidak pernah mencoba mencintai suaminya. Ya Tuhan.. sumbernya adalah kata sakti Ce.I.eN.Te.A. *pelajaran berharga lagi...bahwa dengan cinta semua jadi terasa indah, ikhlas dan bahagia*
Buat para perempuan...klo nikah harus cinta ya.. gimana kita mau ikhlas melayani suami kita klo tak ada rasa cinta yang adalah sumber keikhlasan. Dan kalo sudah takdir menikah dengan lelaki yg tak dicinta sebelumnya, maka kita harus belajar mencintainya. Jangan jadi seperti ibu mawar.
Emm.. Jodoh sudah diatur oleh Sang Khalik, apa lagi yang mampu diperbuat. Suami baru ibu mawar (ayah tiri mawar) berlaku baik terhadap ibu, mawar dan seluruh keluarganya. Mawar ikut merasa bahagia melihat ibu bahagia walaupun dibagian hatinya yang lain dia melihat luka dari balik ketabahan sang ayah.
Entahlah, apa yang ada di hati ibu mawar, aku pikir dia akan bisa berbuat baik pada anak2nya ternyata tidak sama sekali. Adiknya mawar bercerita lewat surat yang ditulisnya untuk mawar, aku membacanya dan secara otomatis aku ikut menangis. Adik mawar pulang sekolah dan bilang bahwa dia kelaparan, tapi ibunya membentak “emangnya kenapa? Lapar, ya makan.. beli aja sana! Ibu lagi males masak”. Ya ampun.. aku mengelus dada tanda keprihatinanku. Adik mawar terus bercerita bahwa tak berapa lama ayah tirinya datang, lalu langsung disambut gembira oleh ibu mawar, karena suaminya bilang bahwa dia lapar, ibu langsung memasak makanan-makanan enak dengan cepat, terutama ada makanan kesukaan adik yaitu sayur bayam+jagung muda+gambas.Adik sangat menginginkan itu, tapi ibu bilang adik harus nunggu setelah ayah tirinya. Mawar masih dalam tangisnya. Aku memeluknya dan suasana begitu haru.
Aku heran kenapa tidak semua ibu punya kasih sayang yang tulus untuk anaknya?? Kenapa lagu kasih ibu sepanjang masa itu, bohong?? Kenapa Tuhan mengharuskan kita berbakti, menyayangi dan menghormati ibu, bahkan surga ada ditelapak kakinya, padahal Dia ciptakan ibu mawar sebegitu jahatnya?? Kenapa derajat seorang ibu lebih tinggi dari ayah, padahal banyak ayah yang sangat baik melebihi ibu?? Apa karena ibu melahirkan sedangkan ayah tidak?? Lalu kenapa mawar tidak dilahirkan dari ibuku aja?? Dan kenapa ridlo Tuhan bersama ridlo ibu?? Lalu bagaimana mawar bisa mendapatkan surga, ridlo Tuhannya, dan terhindar dari doanya yang tidak layak tapi begitu manjur??
Semua pertanyaan-pertanyaan mawar kini menjadi pertanyaanku yang akupun hanya dengan berpikiran positiflah aku dapat sedikit menjawabnya. Tuhan tahu siapa yang pantas menerima ujian ini, dan dialah mawar sahabatku telah dipilih untuk mampu menanggungnya.
Sekian pengalaman dari sahabatku mudah2an dapat diambil manfaatnya bagi kita semua.
Dan teruntuk sahabatku...
Semoga engkau diberikan kesabaran dan dari pintu kesabaran kamu akan meraih semua cita-citamu di dunia dan di akhirat. Tak lupa semoga ibumu segera mendapatkan hidayah sehingga surgamu pantas ada di kakinya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI