Mohon tunggu...
Nib Tri Wulandari
Nib Tri Wulandari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di salah satu perguruan tinggi yang berada di Bogor

Memiliki jiwa keingintahuan yang tinggi khususnya pada bidang maritim, agraria, dan industri

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apakah Muslim Milenial Turut Mendorong Perkembangan Industri Halal di Indonesia?

17 Maret 2024   10:00 Diperbarui: 17 Maret 2024   10:04 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Indonesia merupakan negara dengan mayoritas penduduk muslim terbesar dibandingkan negara lain dengan jumlah populasi muslim yang terus meningkat dari tahun ke tahun. 

Menurut laporan The Royal Islamic Strategic Studies Centre (RISSC) atau MABDA bertajuk The Muslim 500 Edisi 2022, sekitar 231,06 juta penduduk Indonesia  beragama Islam atau setara dengan 86,7% dari total penduduk Indonesia. 

Selain itu, penduduk muslim di Indonesia pun mencapai 11,92% dari total populasi di dunia. Tingginya jumlah populasi muslim di Indonesia sejalan dengan meningkatnya nilai belanja makanan dan gaya hidup halal di Indonesia. 

Hal ini didukung dengan Indonesia Halal Market Report 2021/2022, pada tahun 2019 tingkat pembelian masyarakat muslim mencapai USD 13,8 miliar, meningkat pada tahun 2020 sebesar USD 184 miliar , dan diperkirakan akan meningkat sebesar 14,96% CAGR agar mencapai  USD 281,6 miliar pada tahun 2025 (Dinar Standart 2021).

Adanya peningkatan populasi dan sebaran muslim di Indonesia berimplikasi terhadap peningkatan dan penguatan tren gaya hidup halal (halal lifestyle) khususnya di kalangan milenial. 

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas sekaligus Sekretaris Dewan Pengarah KNKS Bambang Brodjonegoro mengatakan,bahwa halal lifestyle bukan hanya sekedar kewajiban agama, melainkan menjadi sebuah pola hidup baru bagi masyarakat muslim milenial untuk menjaga eksistensi diri di tengah perkembangan zaman. Halal lifestyle tidak hanya terbatas pada sektor makanan dan minuman, namun juga pada sektor lainnya seperti fashion, pariwisata, kosmetik, farmasi, serta media dan rekreasi.

Perkembangan zaman yang diikuti dengan transformasi digital turut mempengaruhi penduduk muslim, baik itu cara berpikir maupun berperilaku. Pendekatan digitalisasi telah mengubah pola pikir generasi milenial terhadap gaya hidup yang dijalankan. 

Muslim milenial merupakan generasi yang tumbuh berdampingan dengan era digital sehingga mereka memiliki akses yang lebih besar terhadap informasi mengenai produk halal. 

Oleh karena itu, minat kaum muslim milenial untuk membeli produk halal jauh lebih tinggi karena mereka memiliki kesadaran yang tinggi dan memahami betul seberapa pentingnya produk halal untuk umat muslim. 

Muslim milenial cenderung memiliki kesadaran yang tinggi akan kesehatan dan kesejahteraan pribadi, serta pentingnya mematuhi aturan keagamaan, termasuk konsumsi makanan dan produk yang halal. Mereka menjadi konsumen yang cerdas dengan mencari produk halal yang tidak hanya memenuhi kebutuhan gizi, tetapi juga memenuhi persyaratan kehalalan.

Peningkatan kesadaran kaum milenial akan produk halal terjadi karena adanya bantuan dari influencer halal dalam membantu mengedukasi produk halal lewat media sosial. Banyak generasi milenial yang mudah terpengaruh dengan informasi yang diberikan oleh influencer. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun