Mohon tunggu...
Niyyatinur Efendi
Niyyatinur Efendi Mohon Tunggu... Administrasi - PNS

Menulis adalah pekerjaan yang amat sangat menyenangkan. 'salah satu cara untuk menguatkan diri, terapi dan penegasan eksistensi'... MENULIS ADALAH KEBUTUHAN

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Dukungan Politik dan Kepercayaan

30 Juni 2019   21:59 Diperbarui: 30 Juni 2019   22:08 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Gonjang ganjing perhelatan politik telah berakhir. Tinggal menunggu waktu, presiden yang yang sama akan dilantik untuk kedua kalinya. Terlepas dari curang atau tidak, toh kecurangan tidak mampu dibuktikan di pengadilan.

Bicara tentang bukti, ini adalah apa yang selalu diminta oleh ummat sejak jaman dahulu. Tapi percayalah, bukti tidak akan mampu sepenuhnya mengubah pandangan manusia, kecuali manusia itu berpikiran terbuka dan siap menerima kebenaran, kendati pahit dan sulit. 

Jika kita perhatikan kisah perjalanan para Nabi yang dimintai bukti oleh ummatnya, pada akhirnya bukti itu diabaikan oleh sebagian besar umatnya, bukan karena mereka tidak tahu kebenarannya, tetapi karena pandangan mereka terpengaruh oleh apa yang dipercayainya. Kepercayaan itu adalah mempercayai sesuatu itu benar sekalipun tidak ada bukti. Lalu kenapa mereka percaya? karena mereka memiliki alasan tertentu sehingga mempercayainya. 

Bukan hendak membandingkan dengan kisah para Rasul dan mengklaim kebenaran sepihak, atau berdiri di salah satu pihak yang berkontestasi. Tapi ada baiknya kita mempelajari sejarah dan memperhatikan bagaimana kesudahan orang yang mengabaikan kebenaran. Bagi para pihak yang mengklaim diri 'Benar', bisa jadi kebenaran itu tidak berdiri di salah satu pihak, kedua belah pihak sangat mungkin memiliki kebenaran tersendiri yang barangkali tidak dilihat oleh orang yang terlanjur benci. Pilihan yang tepat adalah melangkah dengan pandangan jernih yang diilhami kebenaran. 

Perjalanan sejarah kepemimpinan dalam Islam sepeninggal Rasulullah SAW tidak selalu berjalan mulus, seringkali diwarnai perbedaan pandangan bahkan hingga pertumpahan darah. Tapi yakinlah bahwa Allah SWT sedang mengajarkan manusia sesuatu, dan manusia harus selalu berusaha memperhatikan ayat-ayat-Nya untuk dapat memakmurkan bumi dengan cara yang lebih baik lagi. Tentu saja diperlukan kelapangan jiwa dalam menerima setiap taqdir Tuhan. 

Semua fasilitas yang telah disediakan untuk manusia sedianya dipergunakan secara baik untuk memperoleh pengertian dan pemahaman yang utuh tentang diri dan dunia sekelilingnya agar bisa menjadi manusia yang mampu memberikan sebesar-besar manfaat bagi sekitarnya. Kita harus terus berusaha menemukan kebenaran dan melangkah tegap di dunia sendiri, tetap berkarya dan memberikan hal terbaik yang mampu diberikan.

Kita tidak akan dimintai pertanggungjawaban tentang siapa yang menjadi pemimpin. Kita hanya akan dimintai pertanggungjawaban terkait pilihan kita dalam bersikap dan berperilaku. Sebaiknya kita telah mempertimbangkan dengan baik setiap pilihan sikap dan perilaku kita sehingga kita tidak harus menyesalinya di kemudian hari. Keinginan kita tidak harus berlaku, tapi kehendak Allah pasti berlaku. jika kita tidak mampu mewujudkan keinginan kita, bisa jadi kehendak Allah berbeda dengan harapan dan keinginan kita, namun dapat dipastikan itu adalah yang terbaik bagi kita. Segala sesuatu terjadi dengan izin Allah, rezeki telah tertakar, dan jodoh tidak akan tertukar. Setiap masa ada pemimpinnya dan setiap pemimpin ada masanya. 

Selamat berjuang di jalan masing-masing, tapi pastikan itu adalah jalan FISABILILLAH. SEMANGAT!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun