Mohon tunggu...
Surnia Wati
Surnia Wati Mohon Tunggu... -

nama saya nia

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Dimana Tanggung Jawab Seorang Suami?

27 Maret 2015   14:01 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:55 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di mana Tanggung Jawab Seorang Suami?
Di sebuah kampung dimana tempat saya mengajar, ada sebuah keluarga yang sangat sederhana. Disana hidup sepasang suami istri dan mereka tidak mempunyai anak. Setiap hari sang istri pergi mencari nafkah dengan berjualan sedangkan sang suami hanya tidur dan bermalas-malasan saja kerjanya. Dalam agama mengatakan “seorang istri yang baik dimata Allah adalah istri yang berbakti kepada suaminya”. Mungkin itu yang dijadikan patokan oleh sang istri yaitu dia harus berbakti kepada suaminya supaya Allah menjadi sayang kepadanya walaupun dia harus rela bantingtulang mencari rizki menghidupi suaminya. Ketika sang istri dating dengan keringat yang bercucuran dari pasar dan siap untuk menjajakan dagangannya sedangkan sang suami baru bangun dari tidurnya. Sungguh suami seperti apa suami yang hidupnya hanya ingin dinafkahi oleh istrinya. Dalam Al-Qur’an dijelaskan bahwa ketika manusia terlahir sebagai laki-laki dan perempuan, Allah telah menetapkan kodrat laki-laki dan perempuan masing-masing. Ketika didunia laki-laki akan mengalami kesakitan ketika dalam mencari nafkah untuk istri dan anak-anaknya,sedangkan perempuan akan mengalami kesakitan ketika sedang melahirkan anak-anaknya. Tetapi mengapa dalam kehidupan nyata ini banyak perempuan yang mencari nafkah untuk suaminya bukan sebaliknya. Salah satu contohnya adalah cerita yang diatas dimana seorang istri yang menafkahi suaminya.
Saya merasa heran dengan laki-laki yang tidak bertanggung jawab terhadap istrinya, dimana rasa iba dan kasihsayang seorang suami terhadap istrinya? Buat apa perempuan dinikahi kalau hanya dijadikan alat sebagai pemenuh kebutuhannya. Saya berharap kita sebagai perempuan lebih bisa berhati-hati dalam memilih calon suami, karena suami yangh baik adalah suami yang bertanggungjawab terhadap anak dan istrinya. Mungkin masih banyak laki-laki seperti itu di lingkungan sekitar kita yang hidupnya hanya bisa bergantung terhadap istrinya. Kita sebagai perempuan jangan mau diperbudak oleh kaum laki-laki yang menikahi kita karena hanya ingin menjadikan perempuan sebagai tulangpunggung keluarga untuk menafkahi keluarganya, sedangkan suaminya bermalas-malasan di rumah.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun