Mohon tunggu...
Surnia Wati
Surnia Wati Mohon Tunggu... -

nama saya nia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Disaat Aku Sendiri

10 April 2015   17:32 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:17 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“ hari demi hari tlah kulewati tak pernah aku bersamamu lagi, tak pernah aku menduga kau akan pergi tinggalkan aku. Rindu aku sangat rindu kamu terasa saja kau masih ada didekatku, tak mudah aku melupakan dirimu disaat aku terbangun dari tidurku. Rindu aku sangat rindu kamu terasa saja kau masih ada didekatku tak mudah aku melupakan dirimu di saat aku sendiri”
Syair-syair lantunan lagu dari grupband dadali itu membuat aku terenyah dari lamunanku dan tak terasa airmataku menetes. Beberapa hari ini kau terasa asing bagiku, engkau bukan seperti orang yang aku kenal dulu. Tanpa sesuatu yang jelas kau gantung semua harapanku, harapan yang ku tumpukkan kepadamu. Apakah sesuatu terjadi padamu? Atau kau sengaja menghindar dariku? Entahlah aku benar-benar tak tahu apa arti semuanya.
Engkau yang sekarang sungguh berbeda dengan dirimu yang dahulu, aku merindukan sosok mu yang dulu, walaupun kita tak berjumpa beberapa hari kau selalu mengirimkan pesan-pesan singkat yang membuatku tak merasa sendiri. Dahulu kau selalu menyapaku dengan kata-kata yang lembut, tapi beberapa hari ini aku merasa kau begitu asing dan begitu tak perduli denganku, jangankan menyapaku terkadang engkau kusapapun kau tak pernah membalas bahkan tak menoleh padaku, terkadang aku merasa sedih bahkan merasa menyedihkan.
Timbul sejuta pertanyaan dalam hatiku, sebenarnya siapa dirimu? Engkau kah orang yang selama 2 tahun ini menemaniku? Orang yang aku kenal selama ini bukanlah orang yang tidak perduli padaku, engkau adalah sesosok orang yang baik dan sayang kepada semua orang, terutama kepadaku. Diatas sajadah yang terhampar, kutadahkan kedua tanganku. Dalam setiap do’a-do’a yang kuuntaikan kepada Allah pemilik segalanya, aku selalu berdo’a agar cinta dan kasih sayang yang aku miliki ditujukan hanya kepada dirimu, begitupun sebaliknya cinta dan kasih sayang yang kau miliki tetap terjaga utuh untukku sampai kita dipertemukan di mahligai-Nya.
Beberapa hari ini aku benar-benar merasa kehilangan dirimu. Kehilangan sesosok orang yang mengasihi dan menyayangiku, orang yang selalu mengikutiku ketika aku pulang dari kampus, orang yang selalu mengantarkanku pulang, aku merindukannya, sangat merindukannya. Hati dan pikiranku berkecamuk antara rindu,sakit dan benci. Terkadang tersimpan sejuta pertanyaan yang ingin kutanyakan padamu, namun bibir ini tak mampu mengungkapkannya. Wahai engkau yang disana, bisakah kau memahami perasaanku? Perasaan dimana aku benar-benar merindukanmu dan merasa kehilanganmu. Disaat aku sendiri dan jauh darimu, kau selalu ada walaupun hanya sekedar lewat sms ataupun telepon. Aku sangat merindukan saat-saat itu.
Tak terasa adzan magribpun telah berkumandang, setelah duduk termenung sendirian dan terenyah dari kesendirianku akupun bergegas ke kamar mandi dan mengambil air wudhu, kini tiba waktunya dimana aku melaksanakan perintah-Nya dan mencurahkan isi hatiku, rasa lelahku dan rasa keterpurukan ketika aku merasa sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun