Luka mendalam menyertai hari ku, 6 September 2016, Selasa.
Pagi itu seperti biasa aku berangkat menuju kantor ku. Dari Dukuh atas ku naik METROMINI 640 Jurusan Pasar Minggu-Tanah Abang menuju kantor ku di Jl. Jend. gatot subroto. Pukul 7:10 aku lihat jam tangan ku. Alhamdulillah, tak lama METROMINI 640 datang. Ada bapak2 yang ikutan naik angkot bersama ku saat ku naik. Bis melaju pelan, sampai tempat2 biasa bis mengetem pun dilalui sang supir yang terus melaju pelan. Aku masih menikmati perjalanan ku sampai akhirnya ku menyadari tidak ada penumpang lain selain ku. Tempat ku turun pun hamper sampai. Namun sebelumnya sang kenek menanyakan, "Turun dimana mba?"
"'depan bang, jembatan."' seru ku yang langsung bersiap-siap. Tas punggung ku pun aku kenakan. Aku berdiri dekat pintu depan, dan bersiap-siap turun. Aku melihat ada bayangan orang yang juga akan turun di belakang ku.Â
Saat kaki ku melompat, dan menapaki aspal jalan, aku pun langsung mengecek tas punggung ku di belakang, dan mengetahui tas ku telah terbuka. Aku pun panic. Dan aku periksa barang ku, dan DOMPET serta HP ku hilang. Aku melihat ke bis METROMINI 640 yang mulai melaju pergi. Ada bapak-bapak terlihat kumuh duduk di bangku depan yang tadinya kosong. Ya dia pencopetnya. Kesal, jengkel, dan pasrah. Ingin aku berlari mengejar METROMINI 640 trb, namun apa daya, tidak mungkin aku teriak copet2, karena tak yakin akan ada yang menolong.
Karena aku pernah melihat kejadian pencopetan di METROMINI 49 Manggarai-Pulo gadung, dimana  seorang bapak-bapak yang dicopet oleh sekitar 5 orang pencopet, dan dia menyadari bahwa dia dicopet saat sudah turun, dan kembali mengejar bis, dan naik ke bis itu, lalu seseorang yang di bilang pencopet malah lebih galak dari ia yang dicopet. Bahkan sampai menampar bapak-bapak yang di copet itu, Karena disangka pencopet olehnya. Padahal memang jelas dia seorang pencopet.
Semoga apa yang terjadi pada ku bias menjadi pelajaran bagi yang lain. Lebih hati-hatilah menjaga barang milik anda. Lebih baik tas selalu berada di depan saat berada di bis2 umum, termasuk busway, dan hindari orang-orang yang mencurigakan, yang terlihat gelisah/memperhatikan orang-orang sekitar. Dan hindari bis yang kosong dari penumpang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H