Pada artikel sebelumnya Saya bercerita mengenai bagaimana Saya tergabung dalam komunitas Institut Ibu Profesional (IIP). Saya sampaikan bahwa Saya tengah mengikuti Program Matrikulasi Ibu Profesional yang diselenggarakan dalam bentuk kuliah whatsApp (KulWap) selama sepuluh pekan. Materi pertama memberikan pemaparan tentang bagaimana menjadi Ibu yang profesional, tahapan-tahapan apa saja yang dilalui agar dapat menjadi Ibu Profesional, selengkapya mengenai hal ini dapat dilihat di sini.
Setelah kuliah berakhir pukul 21.00, bu Septi undur diri dengan pernyataan bahwa jam ber-gadget nya telah usai, namun akan diusahakan menyusulkan jawaban atas pertanyaan yang belum sempat terjawab. Kemudian Saya terhenyak, bahkan seorang Ibu Septi yang sedemikian sibuk dan memiliki bayak amanah pun memberikan hak pada dirinya untuk membatasi ber-gadget! ber-gadget disini barangkali dari sisi interaksional pada media sosialnya dan penggunaan aplikasi interaktif lain yang terunduh di gadget kita, karena fungsi komunikasinya Saya rasa tidak pernah bisa kita negasikan kehadirannya, bahkan menjadi hal penting bagi Saya untuk selalu stay connected untuk urusan telefon. Satu ilmu yang tanpa sadar Saya ambil, berikan hak pada tubuh dan diri untuk selesai urusan bergadget dan fokus untuk urusan yang lain di rumah. Satu hal sederhana yang diajarkan langsung oleh bu Septi, contoh praktik, bisa kita aplikasikan sesuai dengan kondisi kita masing-masing.
Kemudian Saya menyadari matrikulasi ini tujuanya tidak berhenti pada teori, teori yang tak diiringi degan amal sama dengan menara gading yang tak tinggi megah namun tak memberi manfaat pada sekitar, tak terejawantah pada sikap dan perilaku penghuni menara kepada diri dan masyarakatnya. IIP sudah memitigasi hal ini dengan memberikan Nice Home Work untuk tindak lanjut sesi KulWap. Nice Home Work disini berupa tugas yang harus "dipikirkan" oleh calon Bunda Profesional peserta Program Matrikulasi sebagai bagian dari praktik teori yang telah disampaikan. Untuk membumikan konsep Ibu Profesional, Ibu Septi Peni Wulandani memberikan Nice Home Work Sesi #1 (NHW#1) kepada kami untuk membuat:
CHECKLIST INDIKATOR PROFESIONALISME PEREMPUAN:
a. Sebagai individu
b. Sebagai istri
c. Sebagai ibu
Mengerjakan NHW#1 ini menyadarkan Saya kepada banyak hal, terutama menyadari bahwa Saya tidak pernah membuat checklist serupa itu. Menyadari bahwa selama ini Saya kurang spesifik dan tidak sistematis terhadap proses perbaikan diri dan keluarga. Sehingga sesuai dengan arahan Bu Septi bahwa belajar membuat indikator ini untuk diri sendiri. Indikator harus spesifik (unik dan detail), terukur (contoh: dalam satu bulan 4 kali sharing hasil belajar), bisa diraih, berhubungan dengan permasalahan sehari-hari dan terkait dengan batas waktu. Metode ini lazim disebut dengn konsep SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Timebound). Mari disimak Indikator yang Saya buat untuk ukuran Saya dan keluarga Saya sendiri. Karena Indikator ini akan direview secara mingguan, untuk memastikan apakah dijalankan dengan baik maka Saya buat seaplikatif yang saya perkirakan mampu Saya jalani.
Sebelum menguraikan indikator profesionalisme berikut paparan kondisi keluarga Saya saat ini:
- Saya Working Mom, Senin-Jum’at, berangkat pukul 06.30 tiba di rumah kembali pukul 20.00
- Anak Lelaki berusia 21 Bulan (inisial NKA)
- Saat bekerja anak dididik oleh Eyangnya (Mama Saya)
- Tidak memiliki Asisten Rumah Tangga, terdapat pembagian tugas domestik harian, tugas utama Saya memasak dan mencuci baju
- Memiliki bisnis natural therapy product (inisial THH)
Indikator Utama tersaji dalam rincian dibawah ini, yang rincian kegiatan pelaksanaannya tertuang dalam lampiran tabel di bawah:
Sebagai individu
- On Time
- Ramah
- Percaya Diri
- Bugar Segar
- Marketing Communication Enthusiast
- Sharia Bankers Istiqomah
- Financial Planner Keluarga yang handal