Di dalam keheningan malam yang sunyi, Aku merenung dalam kesedihan yang tak terucap. Hati ini seperti terjepit dalam kegelapan, Menangis dalam sunyi, terpuruk dalam kepayahan.
Kenangan datang menghantui setiap sudut jiwa, Membakar hati yang rapuh dalam lara yang terpendam. Seperti air mata yang mengalir deras, Aku terjebak dalam kepedihan yang tak bisa ku ungkap.
Kehilangan yang terasa begitu dalam, Seperti pisau yang menusuk perlahan di dalam dada. Hanya ada kesedihan dan kerinduan yang tersisa, Saat kau pergi, membawa bahagia yang tak kembali.
Hidup ini seakan berputar dalam lingkaran, Ku terjebak dalam perasaan yang tak bermakna. Aku berharap ada sinar terang di ujung jalan, Namun hanya gelap yang kembali menjemputku.
Bunga-bunga yang dulu bersemi indah, Kini layu dan mati dalam angan yang hampa. Kata-kata yang dulu penuh dengan cinta, Kini terkubur dalam luka yang mendalam.
Aku mencoba menguatkan diri, Namun hati ini terlalu lemah untuk melawan. Aku berharap ada keajaiban yang mengubah segalanya, Namun kenyataannya, aku hanya sendiri dalam kesedihan yang merana.
Dalam sunyi, aku mencurahkan isi hati, Dalam puisi sedih ini, ku ungkapkan rasa pilu. Semoga ada pelipur lara yang menyapa, Dan kesedihan ini pun akan perlahan terhempas jauh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H