Hidup Mahasiswa Indonesia!
Selamat pagi, siang, sore, malam, di manapun kalian berada. Semoga keberkahan dan karunia-Nya selalu melingkupi kita semua.
Aku mau update sesuatu nih. Sebelum ini ada tulisanku tentang galaunya memilih jurusan di universitas, sampai akhirnya diterima menjadi Gamada (Gadjah Mada Muda, sebutan untuk maba UGM). Nah, kali ini aku mau cerita serunya ospek. :)
Kalau di UGM, namanya bukan ospek, tapi PPSMB (Pelatihan Pembelajar Sukses Mahasiswa Baru). Kegiatannya seru-seru abis! Nggak ada yang namanya senior dan junior. Nggak ada adegan bentak-bentakan. Sempet di suruh lari dengan nada marah sih. Tapi kata kak pemandu, “Kalau nanti ada kakak yang teriak nyuruh cepet-cepet, jangan diambil ati ya dek. Mereka nggak ada maksud gitu, Cuma mau bikin kalian disiplin. Kan kalau jam 3 kita belum balik, mereka yang bakal kena marah.”
Duh, ayem deh dengernya, hehe.
Sebelum hari H PPSMB, kami sibuk mempersiapkan atribut Parade Pelangi Nusantara, latihan nari Sajojo, dan menghapal lagu Hymne Gadjah Mada. Atributnya nggak muluk-muluk. Cuma name tag, slayer, rok rumbai, dan pita lengan. Semua itu dibuat sesuai warna kluster(aku kuning), dan dibuat bareng-bareng kelompok, jadi nggak terlalu berat(kami jadi solid berkat acara ini loh. Bahkan ada yang cinlok. Hehe). Nah, meskipun dalam satu kelompok terdiri dari macam-macam fakultas dan jurusan, kami nggak segan bercanda dan memberi semangat satu sama lain. Oh iya, PPSMB Palapa punya filosofi yang dalem banget. Palapa sendiri adalah nama sumpah dari Patih Gadjah Mada yang menyatukan nusantara. Dalam acara PPSMB universitas yang hanya 1 hari itu, ada acara Parade Pelangi Nusantara. Kami berbaris di lapangan dengan membantuk formasi kepulauan Indonesia. Nama kepulauan pun sesuai saat sumpah Palapa diikrarkan, yaitu Swarnadwipa, Javadwipa, Bali Nusa, Borneo, Celebes, dan Irian.
Tanggal 31 Agustus 2012, kami berkumpul di lapangan. Kami melaksanakan upacara penerimaan Mahasiswa Baru. Saat itu atribut Parade Pelangi Nusantara dan jas almamater belum kami kenakan. Setelah secara simbolis mahasiswa baru dari luar negeri dipakaikan almamater oleh rektor, kami baru mengikuti. Setelah upacara, kami menuju gugus masing-masing untuk ke-UGM-an. Dalam acara itu, aku baru tahu betapa bersejarahnya kampusku ini. Betapa pentingnya kampusku bagi rakyat Indonesia. Ya! Universitas Pancasila, Universitas Perjuangan, Univeritas Kerakyatan. Kami hidup, menimba ilmu, dan bersosialisasi di kampus yang berdiri karena rakyat, maka kami akan kembali kepada rakyat, mengabdi pada rakyat, serta mencurahkan seluruh ilmu kami untuk membantu melepaskan belenggu kemiskinan yang menjerat rakyat. InsyaAllah, Amin. :)
Setelah acara itu, sekitar pukul 3 sore kami kembali ke lapangan, membentuk formasi kepulauan nusantara. Aku masuk dalam kepulauan Bali Nusa. Acara Parade Pelangi Nusantara pun dimulai. Aku bersama 9000-an Gamada lain secara serentak menari Sajojo, tarian dari Papua. Kami dimasukkan dalam MURI, dengan kategori Flashmob dengan peserta terbanyak dan membentuk formasi kepulauan Indonesia. Kami telah mematahkan rekor sebelumnya. Alhamdulillah :)
Bangganya aku menjadi bagian dalam pemecahan rekor MURI, hehe. Sebelum ini UGM sudah pernah memecahkan rekor MURI yang lain. Yang aku paham betul, kampusku pernah mencetak rekor kampus dengan bahasa daerah terbanyak. Memang sih, mahasiswa UGM berasal dari Sabang sampai Merauke. Bahkan ada yang dari luar negeri. Bahasa daerah yang kami punya sangat-sangat banyak.
Oh iya, saat materi ke-UGM-an, ada satu kata dari Pak Dosen Pembicara yang aku serap dan aku ingat sampai sekarang. Kurang lebihnya begini, “Kata orang, UGM itu kampus ndeso. Kampusnya orang-orang desa. Mahasiswanya nggak berwibawa. Lalu, jas almamater kita, warna opo iki? Kalo kuning jelas! Biru jelas! Lah, iki warna opo?”
Aku ketawa denger itu. Iya sih, dibandingin sama mahasiswa kota metropolitan, aura kami memang nggak ada. Bahasa kami? Medok? Ngapak? Lalu banyak juga bahasa daerah lain. Yang ber-elu ber-gue hanya sebagian kecil. Jas almamater kami bukan hijau. Bukan cokelat. Bukan krem. Bukan hijau kecokelatan, atau cokelat kehijauan. Warna ini warna perjuangan. Warna karung goni, yang pada masa penjajahan digunakan sebagai pakaian rakyat. Ya, kampus kami berdiri pada masa-masa sulit Indonesia. Aku terharu, sangat malah. Ada kebanggaan yang mucul di hatiku. Juga tanggung jawab yang sangat berat di bahuku. Aku, telah menjadi bagian dari kampus perjuangan, maka aku akan berusaha sekuat tenaga mengabdi pada rakyat, demi meneruskan cita-cita para pendahulu. :)
Setelah 1 hari yang sangat berarti dan akan selalu terkenang itu, kami akan melanjutkan PPSMB di fakultas masing-masing esok harinya. PPSMB fakultas juga nggak kalah seru! Aku akan cerita lagi tentang serunya PPSMB fakultas, setelah tulisan ini, hehe. :)
Pancasila jiwa kami, bakti untuk negeri. UGM bersatu, bangkitlah nusantaraku!
Hidup Mahasiswa Indonesia!
-nia putri-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H