Hujan deras yang terjadi semalam hingga tadi pagi 17 September 2016 telah membuat saya dan teman-teman kesulitan untuk menempuh jalan menuju tempat kerja. Beberapa jalan di sekitar Kecamatan Batang  yang biasa saya lalui untuk menuju tempat kerja mengalami banjir.  Jalan yang terkena banjir tersebut diantaranya Jalan Dr. Wahidin, Jalan Perintis Kemerdekaan, Jalan Dr. Sutomo dan lain-lain.
Oleh karena itu saya pun mencari jalur alternatif yang saya pikir tidak terkena banjir. Namun ternyata di depan Polres Batang menuju Jalan Gadjah Mada mengalami macet yang luar biasa. Hal ini karena banyaknya mobil orang tua yang  keluar masuk area kampus  guna mengantar anak-anaknya ke sekolah sekitar pukul 06.40 WIB. Padahal fenomena ini jarang terjadi jika cuaca tidak hujan. Alhasil sayapun mengambil Jalan Kramat kemudian menuju daerah Sambong  hingga ke Jalur Pantura Batang-Pekalongan. Alhamdulillah di Jalur Pantura saat itu tidak macet.
Menurut saya, salah satu sebab yang menjadikan jalan-jalan di wilayah Kabupaten Batang tersebut sering dilanda banjir adalah semakin berkurangnya kuantitas sawah yang biasa digunakan sebagai tempat untuk peresapan air.Â
Sebagai contohnya adalah persawahan yang berada di sekitar Kalisalak  dan Kelurahan Kauman Batang. Sawah-sawah tersebut sebagian kini telah beralih fungsi menjadi daerah perumahan. Sedang saluran air yang dibuat tidak cukup untuk menampung kucuran air hujan sehingga airpun meluap ke jalan-jalan.
Melihat kondisi yang demikian hendaknya perlu adanya solusi atau tindakan-tindakan nyata yang dilakukan. Misalnya membatasi pengalihfungsian lahan persawahan menjadi perumahan bahkan jika perlu area persawahan di perkotaan tidak boleh digunakan untuk perumahan. Pemerintah kiranya juga perlu menghimbau kepada masyarakat agar setiap rumah membentuk  beberapa resapan air.Â
Perbaikan kembali saluran air yang seharusnya berfungsi dengan benar juga semestinya tetap menjadi prioritas pemerintah. Â Sehingga ketika musim penghujan datang, air tidak lagi meluap ke jalan-jalan dan aktifitas warga pun tidak terganggu dengan dampak curah hujan yang tinggi di musim penghujan. Demikian kiranya yang dapat saya sampaikan, semoga tulisan ini bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H