#kenangan untuk Emak
Berhari-hari, kau merintih, menahan rasa berdenyut di tulang rusukmu.Tulang yang jadi penyangga hidupmu.
Berjam-jam, kau diam. Kau pendam. Kau nikmati alunan denyut ngilu yang tak henti melenggok di tubuhmu.
Detik demi detik, kau lewati tanpa titik. Meski ngilu tak henti menggigit.
Kau gigit bibirmu sebagai ganti mengucap aduh atas nyerimu. Komat-kamit berdesis
lafazkan kalimah toyibah, agar nyerimu berubah jadi pahala.
Ikhtiar sedang kau lakoni. Berbutir-butir amunisi peredam nyeri, kau telan habis. Kau sambangi para ahli demi tuntaskan penasaran yang terpendam di hati.
Hingga tiba masanya, dihadiahkan padamu setitik pulih. Berangsur luruh dari rusukmu.
Kau kabarkan warta dari Ilahi. Bahwa nyerimu, ngilumu ... menuju sirna atas ikhtiarmu. Semua atas izin-Nya.
Haturkanlah pujian untukNya, yang telah kembalikan ragamu sepulih semula. Sambutlah sukacita tanpa alpa pada titah-Nya.
Usailah sudah lara yang kau rasakan. Lara yang kau pendam. Lara yang kau tahan. Selama tiga pekan lamanya. Gantilah dengan lantunan ayat-ayat pengingat pada-Nya.
#allahumaghfirlahuwarhamhuwa'afihiwa'fu'anhuwaakrimnuzulahuwawassi'madkhalahu
alwaysEmak
sept, 2017
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI