Bagaimana kelanjutan dari wacana Kembali Belajar ke Sekolah?
Wacana tersebut disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim melalui kanal YouTube Kemendikbud pada 20 November lalu.
Orangtua murid diberi opsi atau pilihan apakah ingin mengizinkan anak-anaknya untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar secara tatap muka atau tidak.Â
Namun, melihat kondisi saat ini, ada kekhawatiran jika sekolah tatap muka kembali dibuka, kasus Covid-19 akan mengalami peningkatan.
Perlu diketahui orang tua memiliki banyak hal untuk dipertimbangkan, yaitu kebutuhan mereka seputar pekerjaan, pendidikan dan pengasuhan anak, manfaat pembelajaran di sekolah, serta kesehatan juga keselamatan keluarga mereka di rumah. Anak-anak yang berusia di bawah umur dan anak-anak dengan kebutuhan khusus tentu belajar paling baik di sekolah. Siswa sekolah menengah dan sekolah menengah atas mungkin lebih mampu untuk menangani pembelajaran jarak jauh.
Berikut beberapa hal yang perlu dipertimbangkan;
Sekolah lebih dari sekadar tempat bagi anak-anak untuk belajar. Di sanalah tempat yang aman bagi anak-anak saat orang tua mereka bekerja dan mereka mendukung kesehatan fisik, mental, sosial serta emosional anak-anak.
Tetapi di sana aman hanya jika mereka menerapkan langkah-langkah pengamanan sesuai dengan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran virus corona di sekolah, dan penyebaran virus di bawah kendali masyarakat setempat.
Pakar kesehatan di sekolah, staff sekolah, dan guru semuanya perlu bekerja keras untuk memastikan sekolah mereka seaman mungkin saat kembali dibuka nanti. Untuk membantu mencegah penyebaran virus corona, kami rasa sekolah perlu untuk membatasi ukuran kelas, mengubah jadwal, atau menawarkan pembelajaran online (jarak jauh). Sekolah dengan pembelajaran tatap muka umumnya mengharuskan anak-anak dan guru untuk mengenakan face shield, masker, menjaga jarak sosial dan melakukan tindakan pencegahan lainnya.