Mohon tunggu...
niafaridah
niafaridah Mohon Tunggu... -

belajar menulis. menggemari browsing.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Bahasa Indonesia di Kurungan Globalisasi

15 Agustus 2012   00:38 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:45 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Penggunaan Bahasa Indonesia yang sesuai dengan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) kini mulai terkikis. Adanya arus globalisasi yang semakin lama semakin kuat di negeri ini menjadi pemicu terbesarnya. Kini penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar hanya terbatas di lingkup formal saja. Penggunanya juga terbatas untuk golongan tertentu, itu pun terkadang masih tercampur dengan bahasa daerah maupun bahasa non-formal lainnya. Arus globalisasi yang kuat semakin mengikis rasa cinta dan bangga terhadap penggunaan Bahasa Indonesia. Paradigma masyarakat yang menganggap pemakaian bahasa asing dalam kehidupan sehari-hari dianggap lebih keren dan berkelas. Penggunaan bahasa asing seolah menjadi budaya baru.Penggunaan KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) juga semakin menurun dan penggunaanyya terbatas pada kalangan tertentu contohnya kalangan akademisi.

Maraknya penggunaan pesan singkat atau lebih akrab disebut SMS semakin memperparah menurunnya penggunaan Bahasa Indonesia. Penggunaan SMS dianggap lebih praktis dibandingkan surat sebagai media komunikasi. Bahasa penulisan SMS yang singkat terkadang malah merusak tatanan kata yang benar sesuai aturan penulisan Bahasa Indonesia. Walaupun dianggap lebih praktis, penulisan yang disingkat terlalu banyak pun menimbulkan banyak masalah kesalahpahaman dalam penyampaian pesan. Menjamurnya penggunaan bahasa gaul maupun bahasa alay semakin memojokkan posisi Bahasa Indonesia sebagai bahasa komunikasi.

Jika kita tengok ke Negara-negara maju yang peradabannya lebih tinggi, penggunaan bahasa nasional tampak sangat dijaga dan dipertahankan. Di Jepang penggunaan bahasa Jepang sebagai bahasa nasional tetap dipertahankan walaupun globalisasi yang mengundang masuknya bahasa Inggris sebagai bahasa internasional sangat kuat di Jepang. Hal ini dapat dilihat bahwa masih banyak hotel berbintang di Jepang yang menggunakan bahasa Jepang sebagai bahasa penunjuk. Hal yang sama juga dapat dilihat di Prancis yang bahkan menolak untuk mengakui bahasa Inggris sebagai bahasa internasional dan memilih untuk tetap mempertahankan budaya penggunaan bahasa Prancis sebagai bahasa komunikasi di Negara yang terkenal dengan menara Eifell tersebut. Semakin maju peradaban suatu bangsa maka pertahanan terhadap budaya bangsa semakin meningkat.

Bangsa Indonesia seharusnya bisa berkaca pada Negara-negara yang lebih maju seperti Jepang dan Prancis dalam mempertahankan budaya bangsa, khususnya penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan sesuai dengan sumpah pemuda 28 Oktober 1928. Jika generasi muda semakin sadar pentingnya peran Bahasa Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara maka Indonesia akan tumbuh menjadi bangsa yang maju dan mampu mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun