Mohon tunggu...
Niandarin NadyaUlya
Niandarin NadyaUlya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya Niandarin Nadya Ulya, mahasiswa Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga. Saya tertarik untuk menulis dan membaca artikel-artikel populer di bidang kesehatan, buku, literasi, musik, politik, dan sebagainya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Sejarah Fakultas Kesehatan Masyarakat di Indonesia

11 September 2024   13:41 Diperbarui: 11 September 2024   13:45 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Fakultas kesehatan masyarakat (FKM) masih terdengar asing di telinga sebagian masyarakat Indonesia. Fakultas kesehatan masyarakat itu sendiri hanya berada di Universitas Indonesia, Universitas Airlangga, Universitas Diponegoro, Universitas Hasanudin, Universitas Jember, Universitas Negeri Malang, dan lebih banyak tersebar di luar pulau Jawa. Kesehatan masyarakat menurut Winslow (1920) adalah ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup dan meningkatkan kesehatan melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat. 

Untuk menanggulangi masalah-masalah kesehatan yang ada, seperti perbaikan sanitasi lingkungan, pemberantasan pada penyakit menular, pendidikan untuk kebersihan perorangan, pengorganisasian pelayanan medis, perawatan untuk diagnosis dini dan pengobatan, serta pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin terpenuhinya kelayakan kebutuhan hidup setiap orang dalam memelihara kesehatannya.

Menurut Prayitno (1994) dalam pandangan yang sempit dapat dikatakan bahwa ilmu kesehatan masyarakat adalah ilmu yang mempelajari sehat dan sakit saja. Sedangkan dalam arti yang luas, ilmu kesehatan masyarakat adalah ilmu yang lebih memfokuskan pada penanganan kasus dengan upaya pencegahan, bukan pada upaya kuratif. Dalam ilmu kesehatan masyarakat terdapat 5 tahap pencegahan (The Five Level of Prevention), seperti upaya promotive, upaya preventive, upaya protective, upaya curative, dan upaya rehabilitative. Ilmu kesehatan masyarakat didasari oleh ilmu lain, seperti ilmu biologi, kedokteran, kimia, fisika, lingkungan, sosiologi, antropologi, psikologi, dan pendidikan. Oleh karena itu ilmu kesehatan masyarakat dapat dikatakan sebagai ilmu yang multidisiplin.

Sejarah perkembangan ilmu kesehatan masyarakat di Indonesia dapat dibagi menjadi dua periode, yaitu sebelum dan sesudah kemerdekaan Indonesia. Sebelum kemerdekaan Indonesia, pada abad ke-16 wabah cacar dan kolera telah menyebar di Indonesia. Penyakit kolera tersebut menyebar di Indonesia sekitar tahun 1937, lalu diikuti oleh penyakit cacar di tahun 1948 yang awalnya diduga datang dari Singapura. Melalui kejadian tersebut, pemerintah Belanda mulai mengadakan upaya-upaya kesehatan masyarakat untuk menekan tersebarnya wabah yang sangat ditakuti masyarakat Indonesia. 

Pada tahun 1807, di bidang kesehatan masyarakat lainnya, Gubernur Jenderal Daendels melaksanakan pelatihan praktik persalinan bagi dukun bayi untuk menekan tingginya angka kematian pada bayi. Pada pertengahan abad ke-19, di Indonesia mulai berdiri sekolah kedokteran yang memberikan andil besar dalam menghasilkan tenaga medis yang dapat mengembangkan ilmu kesehatan masyarakat. Selain itu, Dr. Bosch mendirikan kepala pelayanan sipil dan militer untuk pelaksanaan pelatihan khusus di sekolah dokter Jawa. Sekolah ini dikenal dengan nama sekolah STOVIA (School Tot Opleiding Van Indiche Arsten). Selain sekolah kedokteran, beberapa kota seperti di Bandung, Medan, Semarang, Makassar, Surabaya, dan Yogyakarta telah mendirikan laboratorium. Laboratorium tersebut memiliki peranan penting dalam menunjang pemberantasan penyakit, seperti cacar, lepra, malaria, dan dimanfaatkan pada bidang ilmu kesehatan masyarakat lain yaitu gizi dan sanitasi.  

Memasuki era kemerdekaan Indonesia, terdapat Bandung Plan yang diperkenalkan oleh dr. Y. Leimena dan dr. Patah serta menjadi salah satu peristiwa penting dalam perkembangan ilmu kesehatan masyarakat di Indonesia. Melalui konsep ini, masyarakat dapat membedakan cara pemulihan sakit (kuratif) dan upaya pencegahan penyakit (preventif). Keberhasilan dari konsep tersebut adalah dibentuknya "Proyek Bekasi" di Lemah Abang sebagai model pelayanan, pelatihan serta pengelolaan program kesehatan masyarakat pedesaan di Indonesia. Pada November 1967, para ahli kesehatan di seluruh Indonesia mengadakan seminar pertama yang membahas mengenai program kesehatan masyarakat terpadu. Dr. Achmad Dipodilogo mencetuskan konsep pusat kesehatan masyarakat sebagai upaya program kesehatan terpadu di Indonesia. Pada 1968, melalui Rapat Kerja Kesehatan Nasional, konsep tersebut diresmikan menjadi Pusat Kesehatan Masyarakat atau Puskesmas.

Melalui sejarah perkembangan ilmu kesehatan masyarakat di Indonesia, sebagai mahasiswa yang akan menjadi penerus bangsa harus bertanggung jawab dalam menggencarkan upaya promotif dan preventif yang menjadi prinsip dari ilmu kesehatan masyarakat itu sendiri. 

KATA KUNCI: Kesehatan, Masyarakat

Daftar Pustaka: 

Sari, Nila Puspita, dkk. (2021). Pengantar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Medan: Yayasan Kita Menulis.

Widya Lestari Ningsih. 2022. Sejarah Kesehatan Masyarakat di Indonesia. https://www.kompas.com/stori/read/2022/11/13/180000079/sejarah-kesehatan-masyarakat-di-indonesia?page=all [online]. (Di akses tanggal 9 September 2024)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun