Cerita ini terjadi di sebuah kerajaan bernama Realm. Di dalam hutan yang lebat di kerajaan itu hiduplah seorang pemuda yang memiliki beberapa kera. Setiap hari kera-kera tersebut dilatihnya menari dan menirukan gerakan-gerakan manusia. Karena seringnya berlatih gerakan kera-kera tersebut sangat mirip dengan manusia. Agar terlihat lebih alami, sang pemuda memberinya pakaian dan topeng, sehingga tak ada yang mengira bahwa mereka adalah monyet yang menari.
Suatu hari Raja Realm kedatangan tamu dari Negara Nature, Raja meminta pengawalnya untuk membawa kera-kera tersebut ke kerajaan untuk menghibur para tamu. Betapa senangnya hati sang pemuda, ia tak perlu mengamen di pinggir jalan lagi, pikirnya. Maka dibuatlah topeng dan pakaian baru yang indah agar penampilan kera-kera tersebut lebih memukau. Pada hari yang telah ditentukan, sang pemuda beserta para kera datang ke kerajaan Realm. Tiba saatnya kera-kera tersebut menunjukkan keahliannya. Para kera menari dengan lincah dan sangat mirip dengan gerakan manusia. Karena gerakannya yang sangat indah tontonan sering diulang dengan tepuk tangan yang ramai. Sampai pada suatu kesempatan salah seorang punggawa dengan iseng membungkuk mengambil segenggam kacang dari sakunya dan melemparkannya ke panggung.
Seketika para kera yang melihat kacang berserakan di atas panggung lupa menari dan menjadi (karena memang mereka) diri mereka sendiri, yaitu kera bukan aktor. Sambil melepaskan topeng mereka dan merobek baju mereka, mereka berebut kacang dengan gaduh. Semua penonton dan Raja Realm terkejut dengan kejadian tersebut, dan berakhirlah tarian tersebut di tengah tawa dan ejekan dari penonton.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI