Malang, 20 Desember 2024 -
Jawa Timur secara keseluruhan merupakan daerah rawan bencana gempa bumi karena dilintasi oleh banyak sesar aktif dan berada dekat dengan zona subduksi lempeng tektonik. Data BNPB pada tahun 2022-2026 menunjukkan grafik kejadian gempa bumi di Jawa Timur, yaitu wilayah Malang berada di urutan ke-3 sebagai wilayah yang sering terjadi gempa bumi.
Pendidikan mitigasi bencana merupakan langkah untuk mengurangi dampak buruk yang ditimbulkan oleh bencana serta melakukan upaya pencegahan guna meminimalisir risiko bencana. Dalam hal ini, edukasi mitigasi bencana gempa bumi menjadi sangat penting, terutama bagi siswa SMA yang dapat berperan sebagai agen perubahan di masa mendatang. Mitigasi bencana merupakan salah satu materi penting dalam pembelajaran geografi, khususnya di Indonesia, yang dikenal sebagai kawasan rawan bencana geologi seperti gempa bumi, tsunami, dan letusan gunung berapi. Dengan memanfaatkan teknologi virtual reality berbasis metaverse, Geo-Hazards VR-Class hadir sebagai inovasi yang memberikan pengalaman belajar baru kepada siswa. SMAN 1 Gondanglegi mengambil langkah maju dengan menerapkan Geo-Hazards VR-Class untuk memperkaya pembelajaran di kelas XI-IPS.Â
Tahap awal implementasi dimulai dengan pelatihan mengenai penggunaan platform Spatial.io yang mendasari Geo-Hazards VR-Class. Guru juga mempersiapkan materi pembelajaran yang relevan, seperti simulasi gempa megathrust dan bencana tsunami yang kontekstual dengan kondisi Indonesia. Laboratorium komputer dan perangkat tambahan seperti headset VR disiapkan agar siswa dapat mengakses ruang virtual secara optimal.Â
Pembelajaran XI-IPS dilakukan di ruang Laboratorium Komputer agar lebih memudahkan masuk melalui website Spatial.io. Â Setelah siswa masuk dalam ruang kelas virtual, Guru memberikan pengantar mengenai konsep mitigasi bencana dan kearifan lokal terkait. Penjelasan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman awal kepada siswa sebelum masuk ke dunia virtual. Siswa diajak masuk untuk mengeksplorasi materi-materi yang telah tersedia di dalam kelas. Mereka menjelajahi simulasi interaktif, seperti pergerakan lempeng tektonik, dampak gempa megathrust di wilayah selatan Jawa, dan simulasi tsunami di Nakanohama, Jepang.
Pembelajaran ini mendapatkan respon baik dari siswa, Mereka menilai bahwa pembelajaran menjadi lebih menarik, tidak monoton, mudah dipahami, dan memberikan pengalaman baru yang menyenangkan.Pengalaman ini menjadi langkah maju dalam integrasi teknologi dalam pendidikan geografi, memberikan bekal kepada siswa untuk lebih siap menghadapi tantangan bencana alam di masa depan dan menjadi sekolah tanggap bencana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H