Seperti halnya perjalanan kisah kasih kita. Ada surut ada pulang pasang. Terkadang cemberut tak jarang mesra beringsut. Begitulah yang kita jalani saat ini ketika kita sedang berkalut maka disekeliling kita akan ikut merasakan perihal apa yang kita rasakan. Sedangkan saat ketika kita tertawa dengan bahagia tentu apa yang berada disekeliling kita akan merasakan tentang bahagia dan bahkan bisa ikut tertawa-tawa.
Tentang bahasan tersebut seringkali kita mendiskusikan; kita bicarakan bahkan saat kau beberapa kali untuk berhenti menjalin kisah bahagia antara kita. Akan tetapi saya selalu tak bisa mengiyakannya. Sebab saya cinta denganmu saya sayang terhadapmu. Bahkan kemarin-kemarin kau mempertanyakan perihal orang-orang yang dulunya dekat dengan saya seakan sekarang telah menjauh. Saat kau bertanya perihal tersebut saya tak dapat menjawabnya. Seakan semua itu alamiah. Natural dengan sendirinya.
Dan sekarang disaat hari kelahiranmu saya tak bisa syukuran sederhana dengan aneka menu yang tersajikan. Meskipun begitu saya tetap membeli seperti biasanya yang saya bagikan. Na terima kasih hingga saat ini kau masih mengizinkan saya untuk berbahagia denganmu; berbagi cerita berbagi kasih sayang bersama bahkan sedih pun saya bagikan terhadapmu. Lambat laun kau telah mengajari saya tentang membahas cara pandang yaitu jika dulunya saya berpendapat jika bahagia biar orang lain ikut merasakan sedangkan apabila sedih biar saya sendiri yang menikmati.
Namun kau telah memberikan cara pandang yang berbeda jika bahagia dan sedih pun harus dibagi tanpa terkecuali. Bahkan ketika saya ada sesuatu tanpa saya mengatakannya kau pun mengetahuinya dan merasakan apa yang sedang saya rasakan. Dari hal tersebut saya percaya apabila bahagia kita akan terpancarkan pada semuanya. Pada orang disekeliling kita terhadap mereka yang dekat dengan kita. Terima kasih atas cinta sederhana yang kita jalani bersama. Ilove you more Na.
