Mohon tunggu...
Niam At Majha
Niam At Majha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat Buku dan Penikmat Kopi

Penulis Lepas dan Penikmat Kopi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Jama'ah Joker Part I

28 Desember 2022   12:01 Diperbarui: 28 Desember 2022   12:14 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hidup adalah berpasang-pasangan. Adam tercipta untuk menemani Sang Adam Dewa 19 mengatakan. Ada malam bertemu siang, ada baik bersanding dengan buruk, lak-laki berjodoh dengan perempuan, hingga cinta datang untuk menghiasi itu semua. Cinta hadir untuk memberikan warna. Sehingga yang berpasang-pasangan dapat menjalani dengan penuh cinta bergelora dalam cinta.

Cinta adalah fitrah manusia. Cinta akan membuat hidup ber bunga-bunga, beraneka ragam seperti halnya pelangi. Beraneka ragam cerita dalam cinta. Karena cinta adalah soal hati, jadi tak ada salah dalam urusan cinta, yang salah yaitu waktu dan tempat datangnya cinta; memedam dan menahan cinta adalah soal lain. Ketakutan dan kekhawatiran yang menyebabkan orang takut dalam menyeberangi samudra cinta.

Bahasan perihal persoalan cinta tak akan ada habisnya. Karena cinta semakin di bahas, tak akan tahu maknanya. Namun tak jarang dalam kehidupan di dunia yang katanya indah ini, kita menemukan teman-teman kita belum mengenyam bagaimana nikmatnya cinta dan bercinta. Bagaimana cinta itu datang di hati yang sering kali membuat kita sakit hati. Orang seperti itu seringkali membuat alasan, belum waktunya mengenalcinta, jomblo lebih berarti, bahkan ada lebih ekstrim lagi takut dosa dilarang oleh agama.

Dalam urusan jomblo menjomblo ada beberapa kategori yang akan penulis uraikan. Pertama; Jomblo Kadarluarsa, tipe seperti ini biasanya suka pilah-pilih dan selalu plin plan dalam menentukan, si Vita kurang cantik, meskipun cantik relatif, Si Ulfa terlalu agresif dan si Laila selalu pendiam, padahal apabila sudah menikah akan berasumsi; jika rasanya sama (dalam tanda kutip). Yang rasannya adalah seni sensasinya. Lha kategori seperti ini biasanya nyampe kapan pun tak akan menemukan cintanya.

Kedua, Jomblo Karbitan, sering di alami oleh para playboy dan play girl ketika lagi sedang bersama dengan kekasihnya seakan setianya minta ampun. Padahal di lain hari dan lain waktu, kalau ada kesempatan. Ia akan memberikan pengumuman atau memberi kesempatan kepada setiap orang yang berada di sekelilingnya untuk memberikan harapan semu-jemu. Semisal teman saudara saya, udah lama bertunangan akan tetapi tak berani menikah, dengan berbagai macam dalih dan dalil di utarakan sampai-sampai yang mendengarkannya tak karuan.

Ketiga, Jomblo Turunan, mulai sejak balita hingga dewasa jomblo katagori ini seperti mendapat didikan ketat dari orang tuanya apabila merasakan cinta belum waktunya sama halnya dengan melanggar norma seperti dalam pelajaran PPKN. Jadi cinta itu boleh datang dan berkembang ketika sudah menikah. Tapi kasihan juga orang seperti ini cintanya hanya hitam putih saja. Selanjutnya Jomblo Jatuh tempo, yang masuk katagori ini adalah mereka yang pendidikannya terlalu tinggi. Jadi ketika memilih pasangan harus sesuai idealisnya, pilihannya harus memenuhi hukum gravitasi dalam urusan berjalan di atas catwalk dan kontur tubuhnya tak jauh berbeda dengan gitar Spanyol. Padahal tuntutan masyarakat sekitar mengharuskan secepatnya merubah statusnya di KTP dari belum kawin menjadi kawin.

Itu baru seklumit tentang jenis-jenis jomblo yang baru penulis ketahui, karena penulis sejak berseragam abu-abu sudah mengenal cinta, telah pernah mengungkapkan cinta ada yang ditolak dan ada yang di terima. Namun perlu di garis bawahi bahwa cinta zaman sekarang jauh berbeda dengan zaman saya ketika masih berseragam abu-abu, cinta yang di lakukan era sekarang pengungkapan cintanya menambah nyawa.

Pada hakikatnya ke filosofi-an jomblo dapat kita perhatikan dan pelajari melalui pengamatan dengan teman sebaya, kenapa dia lebih memilih sendiri atau karena kurang percaya diri dalam urusan asmara. Padahal telah banyak yang membulinya, sandal saja berpasangan, truk saja bergandengan masak kamu tak?

Semua ungkapan dan pledoi di atas adalah bentuk dari ke-iri-an terhadap kaum jomblo, karena dengan kejombloannya bisa meraih segalanya, pendidikan sukses secara akademis, namun ngenes secara sosialis. Pengaturan keuangan lebih hebat melebihi renternir karbitan; bahkan semua pengeluaran di catat dalam buku harian. Karena dalam dunia ini tak ada yang gratis, kecing biasa saja di terminal dua ribu rupiah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun