Masa abu-abu adalah masa kelabu. Semua yang kita lakukan harus mendapatkan persetujuan. Gerak langkah terbatasi. Berlaku ini itu tak jarang menimbulkan caci maki. Dan lebih parahnya lagi yaitu tiap hari harus memakai seragam yang bentuknya kaku dengan warna kelabu, yang pastinya jauh dari kesan keren dan beken. Intinya semua terbatasi.
Namun, lain lagi ketika kita semua sudah menjadi mahasiswa. Semuanya akan tampak berbeda; mulai pakaian, pergaulan pun tanpa ada yang mencela. Pelajar merdeka serta bebas berkata-kata adalah mahasiswa. Namanya juga “maha” jadi empunya siswa. Jika waktu SMA telat berangkat sekolah selalu berurusan dengan guru Beka.
Jeruji masa-masa SMA terlewati. Sekarang waktunya berpindah menjadi mahasiswa. Tentunya status tersebut sangatlah luar biasa, apalagi buat mereka yang tinggal di daerah perdesaan. Ada kebanggaan tersendiri ketika menyandang gelar mahasiswa. Meskipun ketika mengambil mata kuliah asal saja. Mungkin sebabnya mahasiswa baru belum bisa memilih mata kuliah dengan baik dan benar.
Padahal, salah mengambil keputusan dalam memilih mata kuliah akan berakibat fatal untuk keberlangsungan hidup sebagai mahasiswa baru. Coba banyangkan apabila mengambil jurusan secara tergesa-gesa, kita berangkat kuliah menjadi malas, ngampus hanya sebagai status saja. Lebih ironis lagi semangat kuliah lambat laun akan hangus karena tidak nyamannya mata kuliah yang kita ambil.
Ada beberapa tip agar sebagai mahasiswa baru tidak salah ambil mata kuliah. Pertama; Cari Matkul dengan Dosen berhati malaikat, buat yang belum tahu, dosen itu semacam guru waktu sekolah dulu. Dari sekian puluh dosen pasti ada yang nyebelin dan judes banget terhadsap mahasiswa baru. Maka dari sekian dosen carilah dosen yang hatinya malaikat selalu bisa di ajak damai dengan mahasiswa.
Kedua; Ambil kuliah kejar paket “A” keuntungan dari mengambil kuliah paket ini adalah dijamin nilai kamu pasti dapat A. Ketiga; Pilih Matkul minim pertemuan, bukan hanya mahasiswa saja yang suka bolos kuliah, dosen-dosen pun kadang malas mengajar, apalagi jika kelasnya banyak mahasiswa yang bandelnya. Selain itu, kebanyakan dosen punya banyak pekerjaan sambilan, seperti mengantar anak sekolah, menemin istri jalan-jalan. Sehingga dosen tersebut mengurangi jam tatap muka di kelas. Untuk itu pilihlah Matkul dengan dosen yang seperti ini. (hal 15-16)
Setelah mengetahui tentang panduan untuk memilih mata kuliah. Dan agar tidak tersesat ketika telah menjadi mahasiswa. Sekarang saat mengetahui tipe-tipe mahasiswa masa kini. Yang mempunyai pengklompokan sendiri-sendiri. Membuat komunitas-komunitas yang tak jarang bikin suasana memanas. Karena belum puas oleh segala aktifitas.
Nah berikut ini beberapa pengelompokan mahasiswa berdasar outfit yang biasa mereka pakai. Pertama; Mahasiswa Kutu Buku, pakaian yang di kenakan para mahasiswa kutu buku biasanya tergolong sederhana. Cukup kemeja kotak-kotak dua warna, celana jin atau celana kain dan sepatu yang cukup nyaman. Kedua; Masiswa Pecinta Alam, yang biasa di kenal dengan mapala merupakan segelintir mahasiswa elite. Kenapa? Kerena jumlah mereka sedikit dan seleksinya cukup ketat.
Ketiga; Mahasiswa Agamis, mahasisawa tipe ini semakin lama semakin banyak. Entah karena kian banyak yang sadar kalau kiamat sudah dekat atau karena “recruitment” yang mereka lakukan semakin sukses. Mahasiswa agamis ini sangat mudah di kenali. Yang laki-laki biasanya memakai baju koko dengan ukuran kebesaran. Sementara yang perempuan biasanya mengenakan jilbab panjang yang menutupi hingga dada.
Keempat;Mahasiswa Gahol, pernah ketemu segerombolan mahasiswa atau mahasiswi yang suka nongkrong di katin sambil tertawa cekikikan dengan rokok mengepul sepanjang waktu. Biasanya meja mereka penuh dengan gelas kosong bekas minumun, baik ringan maupun berat. Nah mahasiswa seperti ini termasuk golongan mahasiswa gahol. (hal 92-95)
Ketika sudah mengetahui tentang mahasiswa dan tipe-tipenya. Sekarang tinggal kita yang memilah dan memilih untuk memosisikan diri ketika menjadi mahasiswa. Tim Akademi Bercerita Bentang Pustaka telah menyadarkan kita semua tentang kehidupan mahasiswa. Sehingga kita dapat menyimpulkan mahasiswa itu bagaimana, saat ketika kita telah membaca buku ini. Selamat membaca.(Penulis Adalah Pendiri Rumah Buku Kita)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H