Mohon tunggu...
Niala cita
Niala cita Mohon Tunggu... Asisten Rumah Tangga - INFJ

Perempuan yang hobi mengamati sekitar, suka bercerita dan mendengarkan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Apa Itu Pernikahan Lavender dan Permasalahannya

20 Januari 2025   19:13 Diperbarui: 20 Januari 2025   19:13 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto bunga Lavender (Tamanna-Pexels)

Pernikahan lavender awalnya lebih dikenal di negara barat, istilah ini ada sejak tahun 1920 an. Pernikahan Lavender adalah pernikahan yang salah satu pasangan atau bisa kedua pasangan tersebut memiliki orientasi seksual dengan sesama jenisnya. Bisa keduanya saling tahu namun lebih banyak terjadi salah satunya tidak mengetahui dan akhirnya menjadi korban.

Viral di pertengahan tahun 2024 , selebgram dijawa timur mengetahui ternyata suaminya adalag seorang Gay dan mempunyai pacar yang selama ini dia tahu adalah sahabat dekat suaminya yang sudah di anggap saudara.

Di media sosial Facebook ada grup privat yang bernama Peduli Sahabat  dibuat tahun 2014 untuk mendamping penyintas SSA (Same Sex Atraction) dan LGBT terkait proses berumah tangga. Jumlah anggota grup tesebut mencapai 27 ribu lebih anggota, dari pelaku SSA nya itu sendiri yang ingin sembuh serta mau menjalani hidup yang normal dan juga dari pasangan SSAnya yang merasa bimbang untuk melanjutkan pernikahan atau berpisah.

DI indonesia pernikahan lavender menjadi cara untuk menutupi kelainan seksual seseorang, apalagi keberadaan SSA atau LGBT tidak bisa diterima di budaya asia. Apalagi tuntutan untuk menikah oleh keluarga dan lingkungan jika usia seseorang sudah lebih dari 30an tahun, alasannya menjaga baik nama baik keluarga dan menyenangkan orangtua serta tidak jadi bahan ejekan orang lain.

Penyebab Munculnya Pernikahan Lavender

1. Tekanan Budaya, Sosial dan Agama

Tinggal di Indonesia yang masih menganut budaya ketimuran dan menjunjung tinggi kekeluargaan memaksa seseorang untuk menikah agar kehidupan bisa dikatakan "normal". Tekanan ini membuat seseorang mau tidak mau mengikuti norma tersebut dengan melakukan pernikahan tanpa cinta atau pernikahan dengan menipu orang lain.

2. Semakin Banyaknya LGBT

Tidak bisa dipungkiri fenomena LGBT sudah semakin luas, ada yang secara terang-terangan menunjukan jati dirinya di media sosial namun lebih banyak yang menyembunyikannya. Seks bebas sudah menjadi gaya hidup namun mereka perlu orang lain untuk menutupinya dan menjadikan pasangan tersebut sebagai korban.

Dilansir dari viva. Pernikahan yang di awali dengan kebohongan ini memiliki beberapa dampak,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun