Mohon tunggu...
Niala cita
Niala cita Mohon Tunggu... Asisten Rumah Tangga - INFJ

Perempuan yang hobi mengamati sekitar, suka bercerita dan mendengarkan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Menraktir Makanan Saat Resign, Haruskah?

9 November 2024   22:56 Diperbarui: 9 November 2024   22:58 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Budaya mentraktir teman kantor saat resign menjadi hal yang lumrah dalam dunia kerja. Bekerja selama bertahun-tahun, bertemu hampir setiap hari bahkan lebih intens dibanding dengan keluarga membuat hubungan dengan rekan kerja lebih dekat dan erat layaknya keluarga.

Rasanya tidak etis jika kita resign tanpa meninggalkan kesan atau pesan yang berarti. Kebanyakan seseorang yang resign itu karena mendapat pekerjaan yang lebih baik, atau tempat kerja yang lebih dekat dengan keluarga.

Mentraktir Makanan saat resign menjadi ungkapan rasa syukur untuk bisa melangkah ke kehidupan yang lebih baik.

Berbagi makanan juga sebagai sarana silaturahmi terakhir sebelum pindah sebab kemungkinkan untuk bertemu lagi sangat kecil. Kesibukan masing-masing orang tentu berbeda, jika tidak ada kepentingan tentu tidak ada alasan bertemu teman kantor di luar jam kerja.

Donat dan pizza di anggap jadi makanan resign yang umum di beli. Alasannya praktis, gampang di beli dan di pastikan semua warga kantor menyukainya. Harganya pun terjangkau dan tidak perlu budget banyak yang menguras kantong.

Jika kita ingin lebih kreatif lagi, masih ada lho pilihan makanan resign lain. Misalnya di hari itu kita dua kali mentraktir teman kantor,di pagi hari kita bisa membelikan gorengan atau pisang goreng madu lalu siangnya kita belikan ice cream sundae atau ice coffe.

Bisa juga membelikan makanan berat sebagai makan siang yang kita pesan terlebih dulu. Sekali lagi anggap saja sebagai tanda syukur kita toh kapan lagi bisa mentraktir mereka dan belum tentu bisa bertemu mereka lagi.

Sesuaikan dengan kemampuan dan lakukan tanpa paksaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun