Studi kasus
Edi, lelaki usia 38 tahun pekerjaan supir namun sudah 3 bulan menganggur. Belum menikah karena minder tidak punya uang. Acara pernikahan biasanya di biayai oleh pihak laki-laki belum termasuk mahar dan seserahan pada mempelai perempuan.
Ayu, perempuan usia 39 tahun pekerjaan manager. Dari usia 25 tahun menjadi tulang punggung keluarga karena ayahnya meninggal. Sibuk bekerja untuk membiayai ibu dan adik-adiknya sekolah.
Perkawinan tidak sesederhana generasi boomers, saling suka lalu menikah. Generasi muda sekarang punya banyak pertimbangan untuk memutuskan perkawinan.
Menurut Guru besar  Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) UNAIR yaitu Prof Dr Bagong Suyanto Drs. Msi. Penyebab menurunnya angka Perkawinan karena perempuan saat ini telah memiliki peluang mengembangkan potensi dirinya.
Perkawinan dianggap akan mengerus dan menghambat pencapaian perempuan. Setelah menikah perempuan akan dibebani banyak kewajiban, melayani suami, hamil, melahirkan dan menyusui. Sedangkan timbal balik dari pasangan belum tentu sesuai ekspektasi.
Selain itu menurunnya angka Perkawinan juga dapat disebabkan
1. Mental yang belum siap
Kurangnya kemampuan seseorang untuk menghadapi tekanan hidup normal pada berbagai situasi kehidupan. Faktor itu membuat rasa takut lebih besar sebab terbayang tentang masalah-masalah yang akan dihadapi nanti saat menikah.
2. Finansial yang belum mapan