Hari ini aku terkejut melihat saudara sepupu membuat status menawarkan mobilnya di media sosial. Aku tahu mobil itu di pakai untuk mengantar jemput dua anaknya sekolah, mengantar mertuanya ke rumah sakit dan sebagai kendaraan mudik ke orang tuanya.
Aku memberanikan diri bertanya dan jawabannya cukup membuat hati perih. Dia dan suaminya terkena scam online, uang 60 juta raib begitu saja meninggalkan hutang dan perhiasan serta tabungan pun sirna.
Mereka tergoda iming-iming kerjasama untuk membuka toko online, bermodalkan kepercayaan hanya via chat dan telfon. Endingnya ketika mereka sudah tidak sanggup mengirim uang modal, uang yang sudah di transfer tidak bisa kembali. Bisa kembali dengan banyak alasan harus bayar pajak lalu verifikasi yang tentu menambah uang lagi.
Belum lama aku membandingkan diri dengan mereka, betapa enaknya mereka sudah memiliki rumah dan kendaraan roda empat. Apakah kita kita ini yang masih ngontrak dan belum punya mobil. Tiap bulan masih strugle agar uang cukup sampai gajian berikutnya.
Mencoba menghibur diri kalau nasib orang itu berbeda-beda, mungkin belum saatnya sukses sekarang. Berapa tahun lagi baru keuangan bisa mapan.
Selalu mencoba bersyukur dengan apa yng sudah di punya, walaupun motor butut tapi Alhamdulillah jarang mogok. Walaupun ngontrak Alhamdulillah kebayar tiap bulan. Walaupun masih honor Alhamdulillah setiap bulan gajian.
Sering menonton kajian yang temanya tentang syukur. Syukur adalah jalan menuju kebahagian, syukur adalah cara kita mencintai diri sendiri.
Sederhanakan keinginan-keinginan kita. Sering apa yang kita inginkan sebetulnya bukan yang kita butuhkan. Fokus saja pada apa yang kita butuhkan saat ini. Cukup makan tiga kali sehari, bisa ngemil pentol atau donat. Anak-anak sekolah , bisa bayar SPP, bisa bayar buku. Menabung sedikit sedikit lama-lama bisa buat liburan atau daftar sekolah anak.
Bukan berarti tidak ingin lebih, tetap ingin. Manusiawi. Hanya saja tidak harus cepat dan ngoyo, jalani saja pelan-pelan, tetap usaha tapi tidak mengeluhkan apa yang belum di punya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H