Selamat tahun baru.
Apapun kondisimu, tetap semangat!
Semoga tahun ini lebih baik dan mendapat banyak keberkahan.
Sedih, gembira, suka, duka yang datang kepada kita adalah teman yang akan mewarnai perjalanan kehidupan. Datang dan pergi pun sudah hal biasa dalam hidup. Semua selalu berpasangan. Tidak ada yang perlu disesali, karena semua yang terjadi tidak mungkin dapat kembali. Hanya keikhlasan yang harus tertanam dalam diri. Pada hakekatnya tidak ada yang abadi di dunia ini. Semua akan kembali kepada-Nya. Tetaplah berbuat baik dan berkarya. Karena hanya itu lah yang akan abadi dan dikenang nanti.
Sudah lama saya tidak cerita. Kali ini saya mau berbagi pengalaman ketika bermain ke Yogyakarta (Yogya). Saat itu saya pergi bertiga, bersama dua orang teman satu almamater ketika sekolah. Meskipun berbeda umur dan angkatan, tapi tidak menghalangi persahabatan kami. Namanya Ani dan Ida. Mereka sudah saya anggap sebagai Kakak dan saudara. Sahabat bukan dia yang selalu membela dan membenarkan. Tapi ketika tidak ada yang mereka suka pun mereka katakan apa adanya. Mereka bagaikan rem, yang selalu mengingatkan dalam kebaikan.
Perjalanan ke Yogya dimulai dari stasiun Senen pukul 16.00 dengan kereta tujuan Semarang . Kami janjian bertemu di stasiun karena kota tempat tinggal kami berbeda. Saya dari Tangerang dan mereka berdua dari Bogor. Rencana perjalanan ini memang sudah kami rencanakan jauh hari. Niat kami hanya ingin jalan bareng sekadar mengisi liburan.
Sebelum ke Yogya kami singgah dulu di Semarang dengan tujuan ke tempat wisata Lawang Sewu, Kota lama, dan Dusun Semilir. Qadarullah ternyata semua tidak sesuai dengan yang direncanakan. Di Semarang kami hanya bisa main ke Sam Poo Kong dan Dusun Semilir.
Sehari di Semarang, esok harinya perjalanan kami lanjutkan menuju Yogya dengan menggunakan travel.
Sebelum sampai Yogya di perjalanan kami mencari penginapan melalui online. Karena hari libur, sulit juga untuk mencari penginapan terdekat dengan Malioboro. Akhirnya ditemukan penginapan terdekat yang hanya tersisa satu kamar saja. Jarak dari penginapan itu ke Malioboro kurang lebih 2 kilometer. Saya suruh teman segera mentransfer sejumlah uang agar tidak habis lagi. Setelah selesai transfer saya cek ulang pesanan. Betapa kagetnya saya, karena penginapan yang tadi di pesan itu ternyata untuk tanggal 5-6 Januari. Saya kaget, karena ketika pesan tidak ada pilihan tanggal. Hanya ada keterangan tinggal satu kamar, tersedia untuk pesanan hari ini. Sampai Malioboro kami langsung mencari penginapan lagi. Setelah dapat, kami berdua (saya, teh Ida) berjalan kaki mengikuti google maps mencari penginapan yang salah pesan tanggal. Sementara Ani menunggu koper di penginapan. Sejauh hampir 2 kilometer kami berjalan kaki mengikuti google maps, yang belum tentu uangnya dapat kembali. Tercantum jika sudah dipesan tidak dapat dibatalkan. Sampai tempat yang dituju, kami konfirmasi jika salah pesan hari. Alhamdulillah akhirnya uang dapat kembali dengan utuh. Resepsionis hotel dengan baik hati membantu kami untuk membatalkan pesanan. Cape karena berjalan kaki pun dapat terobati. Pelajaran bagi kami untuk tidak terburu-buru, harus hati-hati dan teliti jika pesan tiket atau hotel melalui online, pastikan cek lagi sebelum membayar.
Ternyata ucapan itu memang benar-benar doa. Niat kami mau jalan-jalan benar-benar terbukti.
Terima kasih kepada hotel Front One Cabin Malioboro Jogja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H