Ketika membuka salah satu grup WA, saya membaca postingan dengan judul Banjir Spam yang ditulis oleh Enang Cuhendi. Bagus, tulisan yang mengingatkan kita apalagi seorang pendidik yang literat, untuk lebih berhati-hati dan selektif dalam menerima informasi digital apa pun.
Saya tidak membagikan ulang, karena bukan kebiasaan saya seperti itu. Saya tuliskan kembali untuk berbagi.
Akhir-akhir ini di berbagai grup WA para pendidik sedang dibanjiri dengan aneka informasi ajakan untuk mengikuti berbagai kegiatan pelatihan dengan iming-iming sertifikat 32 jam bahkan hingga 40 jam secara gratis. Hingga semua grup penuh dengan postingan yang sama dari anggotanya. Mengapa demikian, karena syaratnya setiap peserta pelatihan harus membagikan lagi postingan tersebut. Lantas numpuk lah postingan yang sama di mana-mana.
Sejatinya guru adalah seorang pembelajar. Dia akan selalu haus ilmu dan terus mencari pengetahuan baru. Namun ternyata ada penomena baru. Kini banyak guru jadi pemburu. Bukan lagi pemburu ilmu tapi pemburu sertifikat. Karena dikejar setoran e-Kinerja, belajar bukan lagi menjadi tujuan utama para pendidik, tapi bagaimana caranya mereka mendapatkan sertifikat untuk laporan dan naik tingkat. Miris.
Seperti beberapa waktu yang lalu saya baca juga tulisan Om Jay di kompasiana, tentang guru yang berbondong-bondong ikut Diklat Online, yang tanpa sadar telah membagikan data pribadinya. Tidak khawatir jika disalah gunakan oleh orang yang tidak bertanggungjawab.
Masalahnya adalah karena iming-iming sertifikat itu, tanpa pikir panjang mereka langsung membagikannya lagi.
Apakah berbahaya? benar, sepintas memang tidak, tapi bisa beresiko, karena termasuk kategori spam. Begitu menurut Enang Cuhendi dalam tulisannya.
Apa itu spam?, dalam  _Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI_ spam adalah surat yang dikirim tanpa diminta melalui internet, biasanya berisi iklan. Spam juga bisa diartikan sebagai segala bentuk komunikasi yang tidak diinginkan yang dikirim secara massal. Biasanya dikirim melalui email, selain itu bisa juga via SMS, media sosial dan juga telepon.
Apakah spam berbahaya? Kalau tidak hati-hati spam ini bisa berbahaya dan berdampak negatif bagi kita. Dampak Spam Chat Wa Web di antaranya: 1) Mengganggu kenyamanan pengguna. 2) Menghabiskan kuota internet. 3) Menyebabkan pengguna kehilangan data. 4) Menjadi sarana penyebaran informasi yang salah atau penipuan. 5) membuat inbox Anda berantakan sehingga menyulitkan Anda menemukan pesan-pesan yang Anda butuhkan.
Jika akun WhatsApp terindikasi menerima spam, inilah cara mengatasi WhatsApp kena spam yang perlu diwaspadai para penggunanya:
1. Tidak Menanggapi Pesan
2. Jangan Mengklik Tautan yang Dikirim
3. Blokir dan Laporkan Nomor Spam
Kembali ke sertifikat. Menurut saya aplikasi PMM sudah cukup bagus menyiapkan fitur pelatihan mandiri bagi bapak/ibu guru yang ingin belajar dan meningkatkan kompetensi diri. Dengan waktu belajar yang fleksibel guru dapat belajar di mana saja, kapan saja. Sertifikat yang diberikan pun sudah jelas bukan abal-abal , bisa diperoleh dengan legal dari Kemendikbudristek.