Sejumlah mahasiswa Universitas Brawijaya yang tergabung dalam kelompok 528 program Mahasiswa Membangun Desa (MMD) mengadakan sosialisasi yang bertemakan Desa Tangguh Bencana pada Senin, (24/07/2023). Sosialisasi tersebut dilakukan pada salah satu sekolah dasar yang ada pada Desa Tunjungrejo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur tepatnya pada SDN 02 Tunjungrejo. Materi yang disampaikan meliputi kajian risiko bencana, mitigasi bencana, serta pemulihan pasca bencana secara Psychological First Aid (PFA). Â
"Topik pembahasan ini dipilih karena mengingat letak geografis Desa Tunjungrejo yang tak jauh dengan keberadaan pantai Wotgalih sehingga diperlukan pemahaman mengenai risiko bencana yang dapat terjadi pada wilayah tersebut," Â ucap Shabrina Salsabila selaku penanggung jawab materi kajian risiko bencana pada acara tersebut. Shabrina mengajak para siswa SDN 02 Tunjungrejo secara bersamaan menyebutkan jenis-jenis bencana alam yang ada di Indonesia. Penjelasan tersebut dilanjutkan dengan jenis-jenis bencana yang berpotensi terjadi di Desa Tunjungrejo beserta penyebab bencana tersebut terjadi. Â
Setelah memahami potensi bencana yang ada di Desa Tunjungrejo, selanjutnya para siswa diberikan materi mengenai prosedur mitigasi bencana yang disampaikan oleh Radita Angelina. Di tengah-tengah pemberian materi, para siswa juga ditunjukkan tas siaga bencana yang telah disiapkan. Tas siaga bencana merupakan tas yang berisi barang-barang penting dan dipersiapkan dalam rangka antisipasi saat bencana alam terjadi. Tas ini merupakan investasi sederhana dalam menghadapi situasi darurat yang sewaktu-waktu dapat terjadi. Radita menjelaskan bahwa untuk menyiapkan desa tangguh bencana diperlukan wawasan mengenai mitigasi bencana yang ditanamkan sejak dini. Sosialisasi ini juga perlu dilakukan agar saat bencana terjadi, anak-anak dapat mengetahui tindakan yang harus dilakukan untuk menyelamatkan diri.Â
"Selain kajian risiko bencana dan prosedur mitigasi, kami juga berupaya untuk membuka wawasan baru untuk anak-anak SD terkait pentingnya pemulihan secara psikologis kepada korban bencana. Psychological First Aid (PFA) mungkin masih sangat jarang terdengar oleh masyarakat, sehingga perlu adanya sosialisasi untuk menjelaskan cara dan fungsi utama dilakukannya PFA ini," ujar Ni Ageng.Â
Seluruh siswa SDN 02 Tunjungrejo mengikuti rangkaian kegiatan dengan antusias. Sosialisasi berjalan dengan menyenangkan karena diselingi games dan kuis berhadiah. Kami juga seolah-olah menjadi tim SAR untuk membantu menggambarkan salah satu instansi yang sangat berpengaruh pada saat terjadinya bencana. Kepala sekolah serta jajaran dewan guru juga menghadiri kegiatan tersebut untuk membantu agar siswa-siswa SDN 02 Tunjungrejo aktif bertanya dan menjawab. Mereka juga mengucapkan terima kasih kepada kami karena telah dibantu untuk memberikan wawasan yang baru kepada siswa-siswi SDN 02 Tunjungrejo. (RF)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H