Mohon tunggu...
R Firman Syailendra
R Firman Syailendra Mohon Tunggu... wiraswasta -

Lahir dan besar di Jakarta tetapi rindu bekerja dan berkeluarga dengan suasana kampung. Baru belajar menulis untuk melepas rindu dan mengikat kenangan. Belajar ngeblog baru beberapa waktu lalu lamanya. Blog bisa diakses di www.rfirmans.com. Semoga bisa terus menjelajah bumi Allah ini. Doakan ya.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Profesor Dangdut dari Pittsburgh University

9 Oktober 2010   16:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:34 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Rasanya tidak heran, kalau kesenian Indonesia manggung lagi di belantara musik internasional. Kali ini, Andrew N Weintraub, seorang Profesor dari Pittsburgh Univ memamerkannya. [caption id="attachment_284286" align="alignright" width="170" caption="Dangdut Stories Cover (Oxford Univ Press)"][/caption] Dalam acara Pas Mantab di TransTV malam ini (9/10), yang dipandu kocak oleh Andre, Sule dan Parto itu, Andrew memberikan buku buah risetnya tentang Dangdut. Buku berjudul Dangdut Stories: A Social and Musical History of Indonesia’s Most Popular Music, yang diterbitkan oleh Oxford University Press (2010) diberikan by hand kepada Haji Rhoma Irama, guru Andrew (katanya). Takhayal, saya pun menjadi tertarik karenanya. Berbekal kemampuan logik Om-Google, saya pun bisa menghimpun informasi. Rasanya menarik juga untuk dinikmati bersama dengan teman-teman disini. Pemilik nama lengkap Andrew Noah Weintraub ini, ternyata tertarik dengan kebudayaan Sunda sejak tahun 1982. Ketertarikannya itu berawal dari suatu siang, kenangnya. Tatkala sedang berjalan menuju ruang kelas di Kampus California Univ, Santa Cruz, ia mendengar suara gamelan. Suara lembut penuh warna itu dimainkan mantab oleh Undang Sumarna, seorang seniman Sunda yang bermukim di sana. Berawal dari pertemuan siang itulah, jalan hidup Andrew ditorehkan lain dari rencana awalnya. Jalan hidup gaya sunda, kenangnya. Pertemuan dengan Pak Undang tersebut membelokkan rencana studinya. Awalnya Andrew akan menulis tentang musik klasik sebagai bahan skripsinya. Tapi manusia memang hanya mampu membuat rencana dan saat itu, campur tangan Tuhan Yang Esa yang menjadikannya berbeda, Gamelan sebagai tema barunya. Setelah lulus 1985, dia pun kembali ke Bandung, dan proses belajar seni itu pun terus bergulir. Tidak berhenti di situ, Andrew kembali masuk kampus dan lulus dari Hawaii Univ (1990) dengan thesis bertema Pantun Sunda. Kemudian pendidikan Doktoralnya ditutup dengan disertasi bertema Wayang Golek dari UCLA Barkeley (1997). Mungkin karena kiprah Andrew yang memfokuskan diri kepada kesenian Pasundan ini dirinya diundang sebagai Visiting Fellow di Institute for Ethnic Studies (KITA), Universiti Kebangsaan Malaysia (2009). Di UKM, Andrew berbagi informasi dan melakukan riset bersama mengenai Musik Melayu, yang kemudian diabadikan dalam jurnal "Music and Malayness: Orkes Melayu in Indonesia, 1950-1965.” Archipel (2010), dan "Islam and Popular Culture in Indonesia and Malaysia (Routledge, 2010)". Kembali ke acara Pas Mantab tadi. Andrew dalam speech terakhirnya berpesan kepada penggemar dangdut tanah air dan wabil khusus kepada Bang Haji Rhoma Irama, agar dangdut tetap hadir di tanah air, dengan muatan dan aliran-aliran baru yang lebih berkembang lagi. Sebagai pencinta dangdut, saya menyatakan syukur Alhamdulillah, bahwa dangdut terus digali dan diriset sebagai produk kajian ilmiah. Mungkin Tuhan Yang Maha Kuasa ingin menyatakan tersurat kepada kita semua, bahwa Indonesia ini sangat kaya dengan beragam khasanah. Mari kita gali, kita jaga, dan kita berdayakan untuk kemaslahatan bersama. Majulah musik dangdut Indonesia. Update: Tawaran beasiswa S2 dan S3 bidang Etnomusikologi di Universitas Pittsburgh Amerika. Uni Admission | Facebook Sumber:

  1. Profil Andrew N. Weintraub, Director of Graduate Studies
  2. Indo-Pacific Council <-- ada galerinya
  3. Jambi Independent Online
  4. Oxford University Press, Dangdut Stories.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun