Mohon tunggu...
Nidaul Husnia
Nidaul Husnia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mahasiswa Fakultas Ekonomi di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Seringkali Terlupakan, "Peranan Santri dalam Kemerdekaan Bangsa Indonesia"

17 Oktober 2022   01:38 Diperbarui: 17 Oktober 2022   02:35 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: okezone.com

Santri, yang sering dikenal dan di pandang oleh masyarakat sebagai seorang agamis yang hanya bisa mengaji. Padahal pada kenyataannya, Santri tak hanya diajari mengaji, banyak santi berbakat dalam hal lain selain mengaji seperti; olahraga, sains dan teknologi, bahasa dan lain sebagainya. Karakter andhap ashor yang seringkali melekat dan menjadi personal branding para santri juga merupakan suatu keunggulan yang mereka memiliki. Bahkan, pada masa kemerdekaan Indonesia, Santri memiliki andil yang luar biasa dalam memerdekakan Bangsa, bebas dari kekejaman kaum penjajah dan perbudakannya. Perjuangan mereka demi kemerdekaan yang dapat kita nikmati saat ini.

Pada tanggal 15 September 1945 tentara sekutu yang diboncengi oleh pemerintahan sipil Hindia Belanda/NICA mendarat di pelabuhan Tanjung Priuk Batavia. Kemudian pada tanggal 25 Oktober 1945 dibawah kepemimpinan Brigadir Aulbertin Walter Sothern Mallaby Sebanyak 5 ribu tentara mendarat di Surabaya. Dan pada saat itu, tentara sekutu telah berhasil menguasai Bandung dan Semarang lewat pertempuran. Tujuan mereka tak lain adalah untuk menguasai kembali Indonesia, mengeruk kembali kekayaan alam Indonesia demi membangkitkan kembali ekonomi mereka yang turun dampak dari kekalahan perang dunia kedua.

Melihat keadaan yang genting ini, para Ulama dibawah payung organisasi Nahdlatul Ulama melakukan sidang pada tanggal 21 dan 22 Oktober 1945. Sidang ini dipimpin langsung oleh Hadratussyaikh KH Hasyim Asy'ari dan mencetuskan fatwa "Resolusi Jihad" bagi umat Islam secara khusus dan bangsa Indonesia secara umum. Para Ulama dan Kiai juga menyerukan kepada para Santri mereka untuk berjihad fi sabilillah, dan barangsiapa gugur dalam pertempuran maka syahid hukumnya.

Dan pada tahun 2015, disampaikan oleh Ir. H. Joko Widodo selaku Presiden Republik Indonesia, bahwasanya tanggal 22 Oktober resmi dipilih sebagai Hari Santri Nasional guna mengenang jasa para santri yang telah berjuang demi kemerdekaan.

Peristiwa 10 November 1945 yang terjadi di Surabaya dan saat ini diperingati sebagai Hari Pahlawan, juga tak luput dari peranan para Santri. Mereka turut berperang dan bekerjasama dengan TNI juga dengan para rakyat hingga pada akhirnya berhasil memukul mundur tentara sekutu. Meskipun tak sedikit dari mereka yang gugur dalam peperangan.

Alasan mengapa peran Santri dalam memperjuangkan kemerdekaan sering terlupakan? Mungkin saja karena pada saat itu mereka tak terobsesi dengan jabatan, mungkin dalam pemikiran mereka setelah berperang dan melaksanakan kewajiban karena pada saat itu ikut berperang demi kemerdekaan adalah sebuah kewajiban yaitu jihad fi sabilillah, mereka kembali ke pesantren karena pada dasarnya mereka adalah Santri.

Jadi, Santri tak melulu hanya belajar mengaji. Mereka berperan penting dalam kemerdekaan Bangsa dan bahkan hingga saat ini, tak sedikit Santri yang ikut membanggakan nama Indonesia di kancah Nasional bahkan Internasional. Pandangan masyarakat yang menganggap santri hanya bisa mengaji memang perlu diberikan pemahaman yang lebih mengenai peranan dan kemampuan seorang Santri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun