Mohon tunggu...
Nidaul Husnia
Nidaul Husnia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mahasiswa Fakultas Ekonomi di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gerakan 30 September, Peristiwa Berdarah Torehkan Sejarah Kelam bagi Bangsa Indonesia

10 Oktober 2022   07:20 Diperbarui: 10 Oktober 2022   07:27 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: sumbarprov.go.id

Dapat dikatakan bahwa pengkhianatan G30S/PKI arau gerakan 30 September 1965 merupakan suatu pengkhianatan paling besar yang terjadi di Indonesia. Gerakan pemberontakan yang dilakukan oleh PKI ini mengincar perwira tinggi TNI AD Indonesia. Bahkan hingga saat ini peristiwa berdarah pengkhianatan G30S PKI masih menjadi topik yang sering diperdebatkan di berbagai kalangan. 

Peristiwa ini terjadi pada Kamis malam tanggal 30 September sampai dini hari tanggal 1 Oktober 1965, yang menewaskan setidaknya 7 jendral yang kemudian mendapatkan penghargaan dari pemerintah sebagai pahlawan revolusi. Namun, sesungguhnya terdapat 3 orang selain ke tujuh jendral tersebut yang menjadi korban atas pengkhianatan G30S PKI yang juga memperoleh gelar sebagai pahlawan revolusi.

Korban -- korban G30S PKI antara lain;

1. Jendral Ahmad Yani

Dilahirkan di Purworejo, Jawa Tengah pada 19 Juni 1922 dan meninggal pada usia ke-43 tahun ketika peristiwa G30S PKI berlangsung. Ahmad Yani meninggal dan dikuburkan dengan gelar Jendral . Jabatan terakhir yang diembannya adalah Menteri/Panglima Angkatan Darat/Kepala Staf Komando Operasi Tertinggi.

2. Letnan Jendral Suprapto

Merupakan perwira tinggi militer yang tercatat dengan jabatan terakhirnya sebagai seorang Deputi II Menteri/Panglima Angkatan Darat bidang Administrasi. Beliau dilahirkan di Purwokerto, Jawa Tengah, 20 Juni 1920 dan meninggal di usia 45 tahun ketika peristiwa G30S PKI.

3. Letnan Jendral Siswondo Parman

Biasa dikenal dengan nama S. Parman, lahir di Wonosobo, Jawa Tengah pada 4 Agustus 1918 dan meninggal pada usia 47 tahun pada peristiwa G30S PKI. Jabatan terakhirnya adalah Asisten I Menteri/Panglima Angkatan Darat bidang Intelejen.

4. Letnan Jendral M.T. Haryono

Letnan Jendral Mas Tirtodarmo Haryono merupakan salah satu Perwira Jendral Angkatan Darat yang juga diculik dan dibunuh pada peristiwa G30S. Lahir di Surabaya, Jawa Timur pada 20 Januari 1924 dan meninggal pada usia 41 tahun. Jabatan terakhir yang diembannya adalah Deputi III Menteri/Panglima Angkatan Darat bidang Perencanaan dan Pembinaan.

5. Mayjen DI Panjaitan

Mayor Jendral Donald Isaac Panjaitan lahir di Balige, Tapanuli pada Juni 1925 dan meninggal pada usia 40 tahun. Menurut catatan historis, DI Panjaitan tewas ditembak di depan mata putrinya sendiri, Catherine Panjaitan. Jabatan terakhirnya adalah Asisten IV Menteri/Panglima Angkatan Darat bidang logistik.

6. Mayjen Sutoyo Siswomiharjo

Diketahui lahir di Kebumen, Jawa Tengah pada 28 Agustus 1922 dan meninggal dengan pangkat Jendral pada usia 43 tahun ketika peristiwa G30S terjadi. Jabatan terakhirnya adalah Inspektur Kehakiman/Oditur Jendral Angkatan Darat.

7. Brigjen Katamso

Merupakan Brigadir Jendral kelahiran Sragen, Jawa tengah pada 5 Februari 1923. Beliau adalah salah satu korban dari ketujuh Jendral yang tewas dalam peristiwa G30S, Meninggal pada usianya yang ke 43 tahun.

8. Kapten Pierre Tandean

Merupakan satu-satunya personil militer yang tewas dalam peristiwa G30S PKI dengan pangkat kapten. Lahir di Jakarta pada 21 Februari 1939 dan tewas pada usianya yang ke 26 tahun. Sebenarnya, Tandean meupakan ajudan dari Jendral Abdul Haris Nasution (A.H. Nasution) salah satu jendral yang menjadi sasaran para pemberontak. Namun, ia memilih untuk melindungi Jendralnya kemudian tewas di tangan pemberontak.

9. Kolonel Sugiyono

Merupakan salah satu pahlawan revolusi yang lahir di Desa Gendaran, Derah Gunung Kidul, Yogyakarta pada tanggal 12 Agustus 1926 dan meninggal di usia 39 tahun dengan pangkat kolonel.

10. A.I.P. II KS Tubun

Karel Satsuit Tubun atau yang biasa dikenal dengan KS Tubun, pengawal dari Wakil Perdana Menteri Johannes Leimena. Lahir di Tual, Maluku Tenggara pada 14 Oktober 1928 dan meninggal pada usia 37 tahun dengan pangkat Ajun Inspektur Polisi Dua Alias Aipda.

Selain 10 korban yang telah disebutkan diatas, Ade Irma Suryani yang merupakan putri dari Jendral A.H. Nasution juga menjadi korban atas pemberontakan yang dilakukan PKI. Ia tertembak 3 peluru oleh pasukan G30S dan meninggal 6 hari kemudian pada 6 Oktober 1965 pada usia nya yang sangat muda yakni 5 tahun.

Peristiwa G30S PKI terjadi pada tahun 1965 yang pada saat itu dipimpin oleh Dipa Nusantara Aidit atau biasa dikenal dengan DN Aidit yang merupakan pemimpin terakhir di PKI. Di bawah kendali DN Aidit, perkembangan PKI semakin nyata walaupun dibawah sistem parlementer. Ia sangat gencar memberikan hasutan kepada seluruh warga Indonesia agar mendukung PKI dan memberikan iming-iming bahwa Indonesia akan lebih maju dan sentosa jika dibawah kekuasaan PKI.

Gerakan ini dilatarbekakangi oleh dominasi ideologi Nasionalisme, Agama, dan Komunisme (NASAKOM) yang berlangsung sejak era Demokrasi Terpimpin di terapkan yakni pada tahun 1959 - 1965 dibawah kepemimpinan Presiden Soekarno.

Beberapa hal lain yang juga melatarbelakangi pemberontakan G30S PKI ini adalah adanya ketidakharmonisan hubungan antara anggota TNI dan PKI, sehingga pertentangan pun muncul di antara keduanya. Selain itu, desas-desus akan kesehatan Presiden Soekarno pun juga turut melatarbelakangi pemberontakan ini.

Pemberontakan G30S PKI memiliki tujuan utama yakni menggulingkan pemerintahan Soekarno dan mengganti negara Indonesia menjadi negara Komunis. 

Seperti yang telah diketahui PKI merupakan partai komunis terbesar ketiga di dunia setelah RRC dan Uni Soviet. PKI memiliki sekitar 3,5 juta anggota dan ditambah 3 juta dari pergerakan pemudanya. 

PKI juga memili kontrol atas pergerakan serikat buruh yang mempunyai 3,5 juta anggota dan pergerakan para petani anggota Barisan Tani Indonesia yang berjumlah 9 juta anggota. 

Termasuk diantaranya pergerakan wanita (Gerwani), organisasi penulis dan artis serta pergerakan sarjananya, PKI mempunyai lebih dari 20 juta anggota dan pendukung.

Beberapa tujuan G30S PKI juga dapat dijabarkan sebagai berikut;

  • Menghancurkan Negara Kesatuan Indonesia (NKRI) dan menjadikannya sebagai negara komunis.
  • Menyingkirkan TNI Angkatan Darat serta merebut kekuasaan pemerintahan.
  • Mewujudkan cita-cita PKI, yakni menjadikan ideologi komunis sebagai acuan dalam pembentukan sistem pemerintahan yang digunakan sebagai alat untuk mewujudkan masyarakat komunis.
  • Mengganti ideologi Pancasila menjadi ideologi komunis.
  • Mengkudeta Presiden Soekarno.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun