”Allah Bersama Siti,bu…Siti bisa karena Allah.Ibu ridlo yaa Siti pindah.”pamit Siti pada ibunya sembari mencium tangan keriput ibunya.Kesedihan hatinya tak ia tampakkan di depan wajah ibunya karena tak mau ibunya bersedih dan banyak pikiran.Dengan berat hati,ibunya Siti merelakan anak gadisnya hidup mandiri di luar sana seorang diri.
3 tahun sudah Siti mengontrak di rumah tetangganya.Pekerjaan yang ia lakukan adalah mengajar anak-anak sekitar rumah kontrakannya calistung.Selama 3 tahun,Siti bisa bertahan ngontrak di rumah itu dari hasil honor ngajarnya.Selain itu Siti tetap bisa menyekolahkan kedua adik dan menanggung kehidupan sehari2 keluarganya.
Berlalu 3 tahun,sang empunya rumah, minta Siti untuk keluar dan mencari kontrakan baru.Si empunya beralasan rumahnya mau diperbaiki untuk anak gadisnya yang mau menikah.Siti sempat bingung. Hendak ke manakah dirinya?Siti berpikir tidak mungkin kembali ke belakang,kembali ke rumah orangtuanya.Siti berusaha mencari kontrakan lain,sampai akhirnya menemukan selembaran brosur tentang pembukaan KPR di sebuah daerah yang agak jauh dari tempat Siti sekarang.Siti mencoba mencari informasi seakurat mungkin.
Alhamdulillah kuasa Allah,Siti bisa mendapat KPR itu. Allah mudahkan rezeki Siti untuk bisa mendapatkan DP KPR.Siti sangat bersyukur atas segala karuniaNya.Siti membawa ibu dan adiknya pindah ke rumah KPR itu. Di rumah KPRnya itu,Siti terus mengembangkan bakatnya mengajar calistung kepada anak-anak komplek.Sehingga Siti mendapat penghasilan untuk bisa terus membayar KPR berikut tabungan bekal kehidupan sehari-hari.
Tak terasa 7 tahun berjalan.Liku-liku kehidupan dijalani Siti dengan penuh keikhlasan.Sabar,tawakal,do’a terus dijalankan Siti.Tidak hanya sampai situ.Allah berkehendak lain.Allah masih ingin menguji kesabaran Siti. Allah datangkan wabah covid.tidak hanya luar negeri yang kena,Indonesia pun merasakan akibatnya termasuk Siti.
Wabah covid berdampak pada usaha Siti selama ini. Muridnya yang dulu banyak,kini semakin sedikit.Siti banting setir,jualan kudapan.Namun persaingan ketat diantara para penjual makanan,membuat Siti merasa kalah dalam persaingan. Di sinilah titik lelahnya Siti. Siti yang kukenal tegar,menangis sejadi-jadinya tak kuat menghadapi semua ujian yang ia hadapi sekarang.Ditambah kepergian ibunya ke haribaan Ilahi,menambah derita Siti.
“Ya Allah…Kuatkan hamba,Robb…" do'a lirih yang selalu terucap Siti setelah ia menyelesaikan sholatnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H