A. Biodata
Nama : Nia Rahmadani
TTL : Jakarta, 30 Oktober 2004
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama ; Islam
MBTI : ENTP
Zodiak : Scorpio
B. Biografi
Nia rahmadani lahir di Jakarta pada tanggal 30 oktober 2004. Ia merupakan anak pertama dari pasangan Muhammad Yasin (ayah) dan Halimah (ibu). Nia memiliki adik perempuan bernama Zea Almaira yang masih berumur 4 tahun. Adik nia adalah anak-anak yang memiliki karakter yang sangat aktif, ia sangat senang bermain dengan anak-anak lainnya yang seumuran dengannya.
Nia memiliki karakter yang seimbang antara extrovert dan introvert, ia akan menunjukan sifat tersebut sesuai dengan lingkungan yang sedang ia hadapi. Namun sejak saat kecil nia sudah memiliki banyak teman karena ia memiliki komunikasi yang cukup baik sehingga memiliki teman yang banyak.
Tk tempat nia belajar adalah Tk Miftahul Ulum. Tk itu tidak begitu jauh dari rumahnya, ia diantar jemput oleh ibu nya untuk sekolah. Saat di tk nia adalah anak yang aktif, ia berteman dengan semua teman di kelas nya bahkan hingga teman yang berbeda kelas sekali pun.
Lalu setelah tk nia bersekolah sd di SDN Campedak, SD nia pun tidak begitu jauh dari rumahnya, karena memiliki alasan agar ibunya masi tetap bisa memantau nia. Saat masuk SD nia sudah memiliki karakter yang mandiri, ia tidak cengeng seperti anak-anak lainnya yang harus di temani ibu nya. Lalu saat sd pun selalu ikut serta menari dengan teman-temannya di acara kelulusan kaka kelasnya.
Setelah sd nia melanjutkan di smp islam MTS Al-Ikhlas, nia pada saat itu sudah tidak diantar jemput ibunya lagi, ia berangkat dan pulang sekolah membawa motor sendiri dan terkadang ikut menumpang dengan temannya. Saat smp nia sangat aktif, ia mengikuti organisasi sekolah dan ekskul sekolahnya. Nia saat smp dikenal dengan guru-gurunya karena selalu ikut serta pada acara yang dilakukan saat smp.
selanjutnya setelah lulus smp, nia bersekolah di SMAN 7 Depok yang berlokasi sangat dekat dari rumahnya, bahkan untuk pergi ke sekola nia hanya perlu jalan kaki kurang lebih dari 5 menit dari rumahya. Saat di SMA nia menjadi anak yang tidak begitu aktif untuk mengikuti kegiatan organisasi namun ia masih memiliki banyak teman. Perjalanan saat SMA terasa sangat singkat bagi nia, karena pada saat itu sedang mengalami musibah wabah covid-19 yang mengharuskan semua masyarakat tetap stay dirumah.
Setelah lulus dari sma nia melanjutkan belajar ke jenjang kuliah, ia kuliah di Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI). Sama seperti saat di sma nia tidak begitu aktif dalam organisasi, ia lebih memilih untuk berkuliah-belajar-pulang. alasannya dikarenakan jarak kampus dan rumah rumah sangat jauh sehingga dia lebih memilih untuk tidak mengikuti organisasinyang mengharuskan selalu bulak balik antara rumah dan kampusnya.
C. Percakapan dan Sudut Pandang Teman
Percakapan ini diambil dari suduh pandang teman nia yaitu Dzaky yang akan membahas mengenai diri nia :
Nia : "Dzaky, aku boleh tanya sesuatu? Menurutmu, bagaimanasih pandanganmu tentang aku sebagai teman kamu?''
Dzaky : "Tentu saja boleh dong nia! Menurutku, kamu adalah orang yang ramah, tekun dan miliki kepercayaan diri yang tinggi. Aku sangat kagum dengan kepercayaan dirimu yang tinggi itu karena tidak semua orang bisa percaya diri dengan dirinya.
Nia : "Wahh, terima kasih dzaky. Aku sangat senang bahwa kamu melihatku seperti itu. Apakah ada hal lain lagi?''
Dzaky : "Iyah, menurutku kamu adalah orang yang ceria yang selalu senang mendengarkan ceritaku, dan tentunya kamu selalu memberikan saran yang bagus disaat aku sedang berada di posisi yang tidak menguntungkan.''
Nia : "Sangat senang mendengar bahwa pandanganku di kamu sangat bagus, kamu juga adalah orang yang selalu senang mendengarkan ceritaku dzaky. Jadi menurutku itu adalah feedback masing-masing dari apa yang sudah kita lakukan. Oh yaa terima kasih ya untuk pandangan baikmu untukku!''
Dzaky : "Sama-sama nia, terima kasih kembali!''
D. Analisis Gaya Komunikasi
Gaya komunikasi yang telah digunakan pada percakapan Nia dan Dzaky adalah Teori Osgood-Schramm. Model Komunikasi Osgood-Schramm adalah kerangka teoretis yang dikembangkan oleh Charles Egerton Osgood dan Wilbur Schramm untuk menjelaskan proses komunikasi manusia. Model ini berpendapat bahwa komunikasi melibatkan interaksi dinamis antara pengirim, pesan, penerima, umpan balik, konteks, saluran, dan kebisingan. Pengirim mengkodekan pesan dan mengirimkannya melalui saluran yang dipilih ke penerima, yang memecahkan kode pesan dan memberikan umpan balik.
Dengan menggunakan teori Osgood-Schramm, dapat dianalisis gaya komunikasi dan bagaimana interaksi Nia dengan Dzaky yang akan menunjukkan proses komunikasi yang sinkron. Unsur utama dalam Teori Osgood-Schramm adalah sebagai berikut:
- Pengirim
Pengirim, juga dikenal sebagai pembuat enkode, adalah individu atau entitas yang memulai proses komunikasi. Mereka menyandikan pikiran, ide, atau emosi mereka ke dalam pesan yang dapat ditransmisikan ke penerima. Peran pengirim sangat penting dalam menentukan konten, nada, dan gaya pesan.
- Pesan
Pesan adalah konten yang dikomunikasikan dari pengirim ke penerima. Ini dapat mengambil berbagai bentuk, termasuk isyarat verbal (kata-kata lisan atau tertulis) dan nonverbal (gerakan, ekspresi wajah, nada suara). Pesan tersebut merangkum makna yang dimaksudkan pengirim dan tunduk pada interpretasi oleh penerima.
- Penerima
Penerima, juga dikenal sebagai dekoder, adalah penerima pesan yang dituju. Mereka memecahkan kode pesan, mengekstrak makna dari simbol dan isyarat yang dikirimkan oleh pengirim. Interpretasi penerima terhadap pesan dipengaruhi oleh persepsi, pengalaman, latar belakang budaya, dan bias kognitif mereka.
- Umpan balik
Umpan balik adalah komponen penting dari proses komunikasi, mewakili respons penerima terhadap pesan pengirim. Ini memberikan informasi berharga kepada pengirim tentang bagaimana pesan mereka diterima dan dipahami. Umpan balik dapat berupa verbal (lisan atau tertulis), nonverbal (gerakan, ekspresi wajah), atau implisit (tanggapan perilaku), dan itu memainkan peran penting dalam membentuk interaksi selanjutnya.
- Kebisingan
Kebisingan mengacu pada gangguan atau distorsi apa pun yang mengganggu proses komunikasi, yang mengarah pada kesalahpahaman atau salah tafsir pesan. Kebisingan dapat berupa eksternal (gangguan fisik, kebisingan latar belakang), internal (gangguan mental, bias kognitif), atau semantik (hambatan bahasa, ambiguitas). Meminimalkan kebisingan sangat penting untuk komunikasi yang efektif untuk memastikan bahwa pesan yang dimaksud ditransmisikan dan dipahami secara akurat.
Tugas Mata Kuliah : Corporate & Human Relation
Dosen Pembimbing : Bapak Elpa Hermawan, S.Ikom, MM
Jurusan : Ilmu Komunikasi
Kampus : Universitas Bina Sarana Informatika
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H