Mohon tunggu...
Nia Mursid
Nia Mursid Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

Coffee Lover, Supermom, FnB Consultant, Football lover and Love simplicity

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Terpenjara

28 Januari 2014   14:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:23 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Ray Breslin seorang konsultan dan engineering independent yang focus pada system keamanan penjara.

Untuk mendukung teorinya, dia pun rela berpindah pindah dari satu penjara ke panjara lainnya, dengan cara menjadi narapidana, tentunya dengan nama samaran yang sudah diatur oleh agennya, sedemikian rupa sehingga pihak penjara pun tidak tahu kalau ada tahanan sisipan dalam penjaranya.

Di dalam penjara, dia kemudian mengevaluasi seluruh system yang ada di penjara, dari jumlah tahanan, jumlah sipir, rutinitas, tata gedung, tata ruang termasuk system pengamanan yang terintegrasi menjadi satu system keamanan terpadu dalam penjara. Dia pun selalu bisa melarikan diri dari penjara dengan cara cerdik dan tanpa jejak. Julukannya sebagai Houdini pun sangat pas.

Temuannya inilah yang kemudian dipresentasikan di depan tim management penjara. Seluruh pengalamannya tersebut dituangkan pula ke dalam sebuah buku yang kemudian dijadikan standarisasi system keamanan terpadu dalam penjara.*

*******
Penjara atau disingkat Lapas (Lembaga Pemsyarakatan) adalah siklus terakhir dalam system pemidanaan dalam tata peradilan pidana, merupakan tempat pembinaan narapidana. Seorang yang terpidana menjalani pidana hilang kemerdekaan di dalam lapas tersebut. Ketentuan mengenai bentuk dan tata cara pembinaan diatur dalam peraturan pemerintah melalui kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Lalu bagaimana potret lapas di Indonesia?

Masih segar dalam ingatan kerusuhan dan kebakaran di lapas Tanjung Gusta Medan, Lapas Kerobokan Bali, atau lapas Palopo. Kerusuhan dan kebakaran ini menjadi potret suram dari buruknya system yang ada. Mulai dari kapasitas penjara yang overloaded, kekurangan Jumlah sipir, perlakuan sewenang-wenang, diskriminasi, pemerasan, dan bahkan penyiksaan yang dilakukan sipir penjara, lalu penjara menjadi lahan bisnis mulai dari penempatan, kenyamanan hingga ruang keintiman.

Penjara, layaknya sebuah institusi membutuhkan kepemimpinan yang tegas, management yang cerdas dan ditopang oleh dana yang memadai. Penjara harus mampu menghasilkan lulusan yang bukan saja bisa memaafkan dirinya sendiri, tapi harus mampu memanusia kan manusia, dan syukur syukur jika bisa berguna bagi masyarakat. Tapi jangankan di dalam penjara, di luar penjara pun banyak orang yang hak-hak hidupnya tidak mampu dijamin oleh negara dengan baik. Lalu masih ada tempatkah hak asasi manusia ditegakkan di dalam penjara, jika penjara pun telah berpihak pada uang dan kekuasaan? Ujung – ujungnya memang selalu uang dan kekuasaan. Mari salahkan mereka.

*Film Escape Plan, dibintangi oleh Sylvester Stallone dan Arnold Schwarzenegger

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun