Mohon tunggu...
Nia Mursid
Nia Mursid Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

Coffee Lover, Supermom, FnB Consultant, Football lover and Love simplicity

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Surga yang Monoton

28 Januari 2014   14:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:23 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

*Surga itu apa pak Usztad?
Tuhan menyiapkan surga sebagai hadiah bagi umatnya yang sholeh.

Lalu apa istimewanya surga itu pak usztad?
*Segala keindahan, kenikmatan berkumpul di sana, tidak ada perkataan yang sia-sia atau perkataan dusta, kenikmatan makanan dan minuman , ada gadis-gadis dan pemuda –pemuda bagai mutiara yang bertaburan. Kenikmatan dan kerajaan yang besar.

Kedengarannya nikmat sekali ya Pak Usztad mungkin karena saya orang miskin, kalau orang kaya tentu bisa membuat dirinya selayaknya berada di surga…
Sang Usztad tertawa
Adzan isya lalu menghentikan percakapan itu

Percakapan tadi mulai mengganggu pikirannya.
Betul juga pikir sang usztad, masih dinamis kah kehidupan di surga nanti?
Tidak bosankah penghuninya?
Sehari dan mungkin sampai sebulan masih enak, tapi kalau selamanya?
Lalu jika semua penghuninya sama , tidak ada pimpinan, tidak ada bawahan, tidak ada boss, tidak ada majikan, tidak ada kacung, semuanya cantik, semuanya tampan, semua suci, semua selevel ?
“dinamika itu indah, Tuhan.” Pikirnya lagi.
Masih berlaku kah 2, 3 atau 4 istri di surga nanti?
Ah..dunia ini sudah begitu indah Tuhan,
kenapa tidak engkau hukum saja di dunia orang-orang berdosa itu.
Tuhan apa tidak repot?
Kenapa dunia Engkau buat hanya permainan dan senda gurau, padahal dunia ini sudah sempurna Tuhan.
Saya menikmati dinamikanya, dan saya takut tidak menemukan itu nanti di surga.

Lalu dia pun berdoa sebelum tidur,
“Tuhan, kelihatannya di surga nanti hidup bakal monoton, tapi karena itu sudah Engkau gariskan, sebelumnya ijinkan saya menikmati dunia Mu ini lebih lama. Engkau benar, perempuan, harta dan kekuasaan itu begitu nikmatnya hingga saya berpikir tidak ada kenikmatan lain yang bisa mengalahkannya bahkan mungkin surga Mu sekalipun…Jangan Engkau ambil nyawaku sebelum semuanya bisa saya nikmati …..amin “

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun