….
Setahun yang lalu, Faiz, lebih tepatnya aku sendiri, kedatangan musibah. Musibah yang sempat menyita sebagian waktu dan energi ku, musibah yang hampir menjadikan otak ku panas selama berhari-hari, buntu, tak ada jalan keluar.
2011, masalah yang jarang sekali datang ke orang-orang berstatus pengusaha. Hutang.
Ya. Hutang adalah salah satu masalah terbesar ku saat itu. Karena hutang itulah aku dihadapkan diantara dua pilihan yang benar-benar sulit untuk aku memilih. Pilihan ke-DEMI-an diri sendiri atau ke-DEMI-an orang tua.
Masuk jeruji besi atau kehilangan aset orang tua satu-satunya (rumah). Panik, Dilema, Galau, serasa bercampur aduk di pikiran ku.
Dalam waktu 2 bulan aku harus segera melunasi hutang yang tidak sedikit jumlah nominalnya. Satu-per satu barang ku habis untuk menutupi hutang. Dan yang tersisa hanyalah satu, ruangan. Ya. Sebuah ruangan yang bagiku itu sudah cukup untuk menjadi teman curhatku, saksi bisu ku. Tempat dimana aku bisa merenung dan memutar otak, mencari-cari solusi dari masalah ku ini.
Disaat-saat seperti itu, pikiran ini tak bisa diajak kompromi. Pikiran yang selalu membawa ku untuk segera mengakhiri hidup bahkan sempat terbersit harapan kiamat segera datang. Mungkin dengan begitu semua masalah ku selesai. Tapi tidak, tidak untuk Dia Yang Maha Mengetahui.
Nothing is Imposible. Itu yang selalu aku tanamkan baik-baik dalam lubuk hati. Bahwa didunia ini tidak ada yang tidak mungkin. Kun Fayakun, tangan-tangan Allah tidak akan diam saja melihat hamba-Nya mengalami kesusahan. Apa yang Dia kehendaki, maka jadilah. Dan dibalik kesulitan pastiakan muncul kemudahan sesudahnya “Verily After Hardship Comes Ease”. Itu pasti, karena itu adalah Firman-Nya.
Disela-sela masalah yang menghimpit, entah secara tak terduga, hati ini menuntun ku untuk membuka dan membaca isi nya. Al-Qur’an. Ya, kitab suci itulah yang menjadi satu-satunya harapan ku untuk menjernihkan pikiran ku. Dan mulai kubuka dokumen suci itu, tepatnya pada surat Ash-Shaf ayat 13, yang membuatku berkesimpulan bahwa ada pertolongan dari Allah dan Kemenangan yang datangnya dari Allah pula.
Bagai menemukan setetes air di gurun pasir. Setets embun yang benar-benar menyejukkan hati dan pikiran. Semua masalah serasa hilang dan lenyap. Benar-benar solusi yang sangat tepat untuk masalah ku ini. Satu cara untuk seribu masalah, dan Allah-lah penolongku.
Kumulai dengan mengoptimalkan ibadah ku yang ku rasa selama ini sangat jauh dari kata sempurna. Dan juga menjernihkan pikiran ku. Karena selama ini pikiran ku selalu mengarah ke hal yang negatif dan pesimis. Tapi tidak untuk sekarang. Ku usahakan untuk benar-benar mengoptimalkan semuanya mulai dari nol.
Hampir setiap hari ku luangkan waktuku untuk sekedar sholat di masjid. Sebelumnya jarang sekali hal itu ku lakukan. Tapi kini, tidak cuma sekedar sholat di masjid saja, melainkan berjama’ah. Ya, sholat berjama’ah adalah salah satu tujuanku datang ke masjid. Dan itu hampir kulakukan setiap hari setiap saat, sampai jatuh tempo dimana aku harus melunasi hutang tadi.
Kurang dari setengah bulan lagi hutang harus sudah terlunasi. Setengah bulan jelas bukan waktu yang lama. Bahkan, aku sudah diberi keringanan tambahan 3 hari, itupun bagiku belum cukup, mungkin bagi orang lain itu hanyalah waktu yang tak berharga, tapi tidak bagiku. Waktu bagiku sangat berharga. Time is money, mungkin pepatah itu ada benarnya.
Dan sampai 2 hari menjelang terakhir tanggal jatuh tempo, dengan sangat tiba-tiba ada nomer tak dikenal yang menghubungi ponsel ku. Entah siapa. Ku beranikan diri untuk menanyakan siapa pemilik nomer itu. Setelah mengetahui pemilik nomer itu, kemudian ku tawarkan untuk bertemu saling tatap muka. Dan ternyata pemilik nomer itu adalah orang yang lima tahun lalu pernah bekerja sama dengan ku.
Mungkin saat itu aku sedang membutuhkan seseorang yang bisa kumintai saran atas masalah ku. Tanpa basa-basi, kuceritakan masalahku ke orang tersebut. Sedikit lega dengan menceritakan uneg-uneg yang selama ini masih mengganjal dihati dan pikiran. Dan kumintakan bantuan ke dia, berharap dia bisa kuajak menjalin hubungan kerjasama lagi seperti itu.
Allah menunjukkan kuasa-Nya. Melalui kerjasama yang kujalin dengan orang tadi, ternyata membuahkan hasil yang positif. Dari hasil kerjasama itu ku bisa mendapatkan uang yang cukup untuk menutup hutang-hutang ku yang selama ini benar-benar membuatku banyak berubah. Berubah lebih baik tentunya. Berubah untuk lebih mendekatkan diri pada-Nya, berubah untuk lebih menyadari bahwa rizki sudah ada yang mengatur, dan setiap masalah pasti ada jalan keluarnya, karena masalah ada untuk membuat kita jadi lebih dewasa dalam bersikap dan bertindak.
Sebulan setelahnya, hutang ku tidak hanya tertutup, tetapi telah hilang dan lenyap. Dua pilihan yang dulu ada, kini telah tiada, dan aku tak perlu lagi memilih. Rumah orang tua ku tak akan pernah hilang, juga dengan nasibku yang hampir terhenti di jeruji besi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI