Mohon tunggu...
Nia Fatiko
Nia Fatiko Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Budaya Menulis dan Guru Sejati

23 September 2012   03:19 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:53 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Budaya Menulis dan Guru Sejati

Di zaman yang serba modern seperti sekarang ini, kita tidak hanya bisa diam dan menunggu nasib baik datang. Banyak hal yang bisa kita lakukan dan kembangkan. Terutama dalam ranah pendidikan. Baik pendidik maupun peserta didik, diharapkan mampu memberikan sumbangan dalam bentuk karya tulis. Karya tulis pun beragam macamnya, mulai dari menulis cerita, artikel, berita, bahkan menulis RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) pun bisa dikatakan karya tulis. Dan itu semua bisa disalurkan melalui media massa ataupun non media massa. Salah satunya adalah melalui Pendidikan Jurnalistik.

Jurnalistik, kata sederhana dan singkat ini ternyata memiliki manfaat yang banyak, terutama bagi pendidikan. Selama ini yang kita tahu, guru hanya bisa mengajar, memberikan dan menyampaikan materi pelajaran di kelas. Sedangkan, dalam era globalisasi ini, guru dituntut untuk berperan aktif, tidak hanya melalui ‘ceramah’ nya yang di kelas, akan tetapi bisa melalui tulisan. Dan pendidikan jurnalistik mampu membuka kesempatan yang luas bagi para guru yang ingin menyalurkan bakat merangkai tulisan serta memberikan pengaruh positif bagi para pembacanya.

Namun faktanya, sebagian para guru tidak dan atau belum membudayakan menulis, disebabkan karena kurangnya budaya membaca yang baik, motivasi yang rendah untuk menulis, miskin gagasan, serta kurangnya keberanian untuk menulis. Karena sebab-sebab itulah, sedikit banyak yang tertarik untuk menulis. Padahal, kegiatan menulis adalah ungkapan perasaan akan keberlangsungan pembelajaran. Guru dapat memanfaatkan learning journal sebagai media dalam menuangkan ungkapan perasaan. Dalam hal ini, diharapkan Pendidikan jurnalistik dapat menjadi awal pembudayaan menulis, tidak hanya untuk para siswa, tetapi juga para guru. Yang bisa dimulai dari kegiatan membaca.

Pendidikan jurnalistik dirasa sangat penting bagi para guru, karena dengan adanya jurnalistik, guru dapat memotivasi para siswanya untuk bisa menyalurkan bakat menulisnya, Meskipun hanya berupa tulisan singkat. “A Drop of Ink, Can Move a Million People to Think”, setetes tinta tidak hanya membuat orang untuk mau membaca dan menulis, tetapi juga berpikir. Karena dengan berpikir, kita bisa mengasah pikiran kita agar tidak mandeg.

Tulisan-tulisan karya para guru, nantinya diharapkan bisa dibaca oleh seluruh dunia dan mampu memberikan warna dalam dunia pendidikan. Menulis tidak hanya untuk para penulis saja, guru dengan segala perangkat intelegensinya pun bisa menjadi seorang penulis. Karena, Guru sejati adalah guru yang mampu menerapkan budaya menulis.

Nama : Furqoniyah

NIM : 09110171

Kelas : PAI/D

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun