Agama Hindu adalah agama tertua yang ada di Indonesia, pada umumnya masyarakat yang menganut kepercayaan hinduisme bertempat tinggal di Bali. Â Agama Hindu memiliki kepercayaan monoteisme atau mempercayai Tuhan hanya satu dan memiliki kekuasaan penuh atas alam semesta ini.
Umat Hindu juga memiliki ajaran yang disebut dengan tri rna atau  tiga hutang yang dimiliki manusia semenjak dilahirkan didunia ini, yang terdiri dari dewa rna, pitra rna, dan rsi rna.
- Dewa Rna adalah suatu kewajiban untuk membayar hutang jiwa kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan kehidupan kepada seluruh makhluk hidup di dunia ini termasuk manusia.
- Pitra Rna adalah suatu kewajiban membayar hutang jasa kepada orang tua kepada karena telah berjasa merawat kita, semenjak kita berada di dalam kandungan sampai kita memasuki masa berumah tangga.
- Rsi Rna adalah suatu kewajiban untuk membayar hutang jasa kita kepada para rsi karena telah memberikan segala Pendidikan agama sehingga kita memiliki pengetahuan dan pedoman dalam hidup.
Dari ajaran tri rna inilah adanya yadnya. Yadnya berasal dari bahasa sangsekerta "yaj" yang artinya memuja jadi yadnya adalah sebuah pengorbanan atau persembahan yang dilakukan dengan tulus iklas yang dipersembahkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
Dalam ajaran agam hindu terdapat lima macam yadnya atau disebut dengan panca yadnya yang terdiri dari :
- Dewa yadnya
- Dewa yadnya merupakan upacara atau korban suci yang dilakukan dengan tulus iklas yang dipersembahkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau sang pencipta dan manifestasinya.
- Pitra yadnya.
- Pitra Yadnya merupakan bentuk persembahan atau korban suci yang dilakukan untuk roh-roh halus para leluhur.
- Bhuta yadnya.
- Bhuta yadnya adalah sebuah upacara yang dipersembahkan kepada bhuta kala dan makhluk bawah.
- Rsi yadnya.
- Rsi yadnya adalah upacara suci yang dipersembahkan kepada para rsi dan orang-orang suci yang memiliki hubungan dengan agama hindu.
- Manusa Yadnya
- Manusa yadnya adalah upacara suci yang dilakukan guna memelihara hidup dan membersihkan diri lahir batin manusia mulai dari bayi didalam kandungan sampai manusia itu meninggal.
Berdasarkan pelaksanaannya yadnya dibedakan menjadi dua yakni Nitya dan Naitimika Yajna. Nitya yajna adalah yadnya yang dilakukan setiap hari misalnya tri sandya, sembahyang, dan yajna sesa. Dan naitimika yadyna adalah pelaksanaan yadnya berdasarkan waktu tertentu misalnya berdasarkan pawukon ataupun sasih.
Sekarang ini kita mengetahui beberapa orang melakukan yadnya secara berlebihan artinya melakukan yadnya secara besar-besaran yang sebenarnya dapat lebih minimalis dalam pelaksanaanya. Misalnya seperti upacara metatah, upacara ngenteg linggih,mebayuh, ngaben  dan upacara lainnya yang dilakukan secara besar-besaran.Â
Padahal beberapa upacara besar bisa saja dilakukan secara masal untuk menghemat pengeluaran sehingga tidak ada rasa terbebani. Dan ada juga beberapa orang yang sengaja melakukan yadnya secara besar-besaran agar terlihat mewah atau dalam artian ingin menyombongkan dirinya.
Lantas apakah yadnya yang mewah dan megah adalah yadnya yang paling baik ?
Agama hindu mengajarkan bahwa yadnya yang paling baik adalah yadnya yang dilakukan dengan sepenuh hati atau secara tulus iklas. Jadi bukan karena yadnya itu dilakukan secara besar-besaran berarti akan lebih baik dari yadnya kecil yang dilakukan dengan iklas.
Sebenarnya dalam ajaran agama hindu hal ini sudah dijelaskan dalam kitab bhagavadgita XVII,11,12,13 yang menyebutkan bahwa ada tiga pembagian yadnya berdasarkan kualitasnya yaitu :
- Tamasika yadnya, adalah sebuah yadnya yang dilakukan tanpa mengindahkan petunjuk-petunjuk  dari sastra, mantar,kidung suci,daksina,dan sradha.
- Rajasika yadnya, artinya yadnya yang dilakukan atas dasar penuh harapan akan hasilnya yang bersifat pamer dan kemewahan.
- Satwika yadnya, adalah sebuah yadnya yang dilakukan atas dasar sraddha, lascarya, sastra agama, daksina, mantra, gina annasewa, dan nasmita.
Jadi dapat kita artikan bahwa yadnya yang baik adalah yadnya yang bersifat satwika  atau yadnya yang dilakukan berdasarkan sraddha, lascarya, sastra agama, daksina, mantra, gina annasewa, dan nasmita.