Mohon tunggu...
ni ketutdiah
ni ketutdiah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/PGSD/Universitas Pendidikan Ganesha

Saya merupakan wanita asal bali, saat ini saya sedang berada ditingkat perguruan tinggi semester 2. Hobi saya ialah menari bali.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tinjauan Kritis Terkait Model Pembelajaran Problem Based Learning dalam Pembelajaran IPAS di Sekolah Dasar: Perspektif dan Tantangan

10 Juli 2024   19:25 Diperbarui: 10 Juli 2024   20:27 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.kompasiana.com/amp/guritasmoro5433/656c56e1f6936f3e760e3d82/penerapan-model-problem-based-learning-pbl-berbantuan-media-audiovisual-untuk-

Salah satu aspek dalam kehidupan umat manusia yang menjadi tonggak dasar masa depan hidup yaitu aspek pendidikan, bagaimana tidak? Dengan pendidikan seseorang tak hanya akan dapat menguasai muatan pembelajaran yang diajarkannya saja melainkan juga dapat memeberikan pengalaman yang tentunya dapat memeberikan perubahan baik dari segi sikap, wawasan, maupun sudut pandang individu itu sendiri. Berbicara terkait pendidikan, di Indonesia khususnya pendidikan sangat dijunjung tinggi dan sangat diupayakan agar dapat diberikan pada seluruh masyarakat. Tak sedikit upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk memaksimalkan proses pembelajaran dan pendidikan di Indonesia. Dimulai dari pemerataan sarana dan prasarana diseluruh sekolah dan intstansi pendidikan yang ada di Indonesia, serta selalu berusaha memperbarui kurikulum agar selalui sesuai dengan perkembangan zaman. Jika berbicara terkait pembaruan kurikulum, tentu kurikulum yang tengah marak dibahas kini ialah kurikulum yang berlaku saat ini yaitu “KURIKULUM MERDEKA BELAJAR”. Sejak awal kurikulum ini disahkan oleh pemerintah tentu menuai berbagai jenis renspon dari masyarakat, khsusnya respon yang berasal dari para tenaga pendidik dan anak didik sebagai bagian dari pendidikan itu sendiri. Sebelum lanjut, mari kita bahas dahulu apa itu kurikulum merdeka? Kurikulum merdeka adalah konsep pendidikan yang diperkenalkan oleh pemerintah Indonesia sebagai bagian dari reformasi pendidikan nasional. Tujuan utama  Kurikulum Merdeka adalah untuk meningkatkan relevansi kurikulum dengan kebutuhan dan kemungkinan lokal, meningkatkan kualitas pembelajaran dan merangsang inovasi dalam pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan perlu lebih responsif terhadap perubahan dan  menghasilkan lulusan yang  siap menghadapi tantangan masa depan. Penerapan Kurikulum Merdeka di bidang pendidikan didasarkan pada beberapa prinsip utama yang mengarah pada fleksibilitas, lokalitas, dan keterlibatan aktif berbagai pemangku kepentingan
Salah satu contoh dari hasil terapan kurikulum merdeka ini ialah lahirnya beragam model pembelajaran pada pendidikan di Indonesia. Model-model yang lahir baru-baru ini sangat beragam, ada yang dinamakan model pembelajaran berbasis project, berbasis masalah, dan yang lainnya. Pertanyaannya disini adalah apakah model-model pembelajaran yang ada itu mampu untuk memberikan perubahan positif pada pendidikan di Indonesia? Mari kita ambil contoh pada pendidikan di tingkat sekolah dasar, banyak sekali perubahan yang dialami oleh guru maupun siswa pada tingkat sekolah dasar setelah diterapkannya kurikulum merdeka ini. Seperti, digabungkannya muatan pelajaran IPA dan IPS menjadi IPAS. Mungkin dari teman-teman semua bingung? “Kok bisa sih kedua mata pelajaran yang jika dilihat saja sangat berbeda tapi sekarang malah digabungin?” Tenang, mari kita bahas alasannya, Muatan IPAS di SD adalah singkatan dari Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial. Muatan IPAS ini merupakan bagian dari kurikulum yang diajarkan di Sekolah Dasar di Indonesia. Adapun komponen pada muatan IPAS ini antara lain:  Ilmu Pengetahuan Alam (IPA): Meliputi pengetahuan dan pemahaman tentang fenomena alam seperti sains, lingkungan hidup, materi dan energi, serta teknologi. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS): Membahas tentang ilmu pengetahuan mengenai kehidupan sosial, budaya, sejarah, geografi, ekonomi, dan kelembagaan masyarakat. Lalu, mengapa IPAS ini dibentuk? Beberapa tujuan dari penggabungan antar 2 muatan ini adalah
1.Pengembangan Pengetahuan
Muatan IPAS dibentuk untuk mengembangkan pengetahuan dan pemahaman siswa tentang alam dan sosial sejak usia dini. Ini penting sebagai dasar bagi pemahaman yang lebih mendalam di jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
2.Pengembangan Keterampilan
Selain pengetahuan, muatan IPAS juga bertujuan untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis, berpikir analitis, serta keterampilan literasi sains dan sosial.
3.Persiapan untuk Masa Depan
Melalui pembelajaran IPAS, siswa diharapkan dapat memahami hubungan antara alam dan manusia, serta mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan masa depan yang semakin kompleks.
Jadi, pada hakikatnya tujuan dari muatan IPAS di SD dibentuk adalah untuk memberikan landasan yang kokoh bagi perkembangan intelektual, emosional, dan sosial siswa sejak usia dini. Dengan demikian, mereka dapat tumbuh menjadi individu yang cerdas, berpengetahuan luas, dan siap menghadapi dinamika dunia modern. Setelah mengetahui apa itu muatan IPAS di SD, mari kita lihat apakah model pembelajaran yang ada sejak kurikulum merdeka ini lahir sudah mampu memberikan perubahan terhadap muatan pembelajaran yang satu ini. Salah satu model pembelajaran yang sangat tertarik saya bahas kali ini yaitu model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning/PBL), karena PBL ini adalah pendekatan pembelajaran di mana siswa belajar melalui pemecahan masalah yang autentik dan relevan dengan kehidupan nyata. Dalam muatan IPAS di SD saya yakin bahawa model pembelajaran ini merupakan salah satu model pembelajaran yang efekif diterapkan tenaga pendidik dalam melakukan proses pembelajaran di kelas. Hal itu dikarenakan ketika seorang siswa diberikan pemaparan materi yang dibalut dengan masalah yang ada di lingkungan hidup sehari-harinya maka ia akan tertarik untuk menegetahui apa yang dibahas tersebut. Dari rasa ingin tahu dan tingginya minat siswa dalam pembahasan materi ini maka akan timbul suasana kelas yang produktif, aktif, serta interaktif. Secara mudah mari kita ambil contoh, dengan uraian tujuan agar siswa mampu misalnya guru ingin agar siswa memahami terkait lingkungannya dengan uraian tujuan agar siswa mampu mengetahui cara seekor hewan dapat berkembang biak, mengetahui cara sebuah tanaman dapat tumbuh, dan dalam muatan IPSnya yaitu langkah siswa tersebut agar dapat menjaga lingkungannya. Dari ketiga tujuan tersebut guru dapat mengambil langkah dengan mengawali pembelajaran dengan bercerita dan mengaitkan cerita tersebut dengan kehidupan siswa, kemudian mulai mengajak siswa untuk berpikir, bertanya, memberikan pendapat, dan yang lainnnya. Nah, dari gambaran ini cukup terlihat bahwa model pembelajaran berbasis masalah ini cukup dapat memberikan perubahan positif terhadap alur pembelajaran. Selain itu, PBL memungkinkan siswa untuk belajar tentang konsep-konsep dalam IPAS (Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial) melalui masalah-masalah yang autentik dan relevan dengan kehidupan sehari-hari mereka. Ini membantu siswa menghubungkan apa yang mereka pelajari di kelas dengan pengalaman langsung mereka di masyarakat dan lingkungan sekitar. PBL juga mendorong siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis melalui proses pemecahan masalah yang sistematis. Mereka perlu mengumpulkan informasi, menganalisis data, merumuskan hipotesis, dan menguji solusi yang mereka ajukan, semua keterampilan yang penting untuk memahami konsep-konsep IPAS. Oleh karena itu model pembelajaran berbasis masalah ini penting untuk diterapkan oleh tenaga pendidik khsusnya ketika memberikan pengajaran tentang muatan IPAS karena dalam muatan IPAS mencakup dua bidang utama, yaitu Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). PBL memungkinkan integrasi yang baik antara kedua bidang ini, sehingga siswa dapat melihat hubungan antara berbagai aspek kehidupan dan memahami dampaknya secara lebih luas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun