Pendidikan merupakan salah satu segmen yang paling terdampak oleh situasi pandemi, Covid-19. Seluruh sekolah, universitas di berbagai daerah, bahkan ruang-ruang belajar yang memiliki kegiatan tatap muka dalam lingkup kecil sekalipun harus ditutup untuk meminimalisir penyebaran covid-19. Namun, hal ini tidaklah menyurutkan semangat dan inovasi para pendidik dalam meneruskan kegiatan pembelajaran. Situasi ini justru dijadikan momentum perubahan dalam dunia pendidikan khususnya pada adaptasi teknologi 4.0. Dilema yang dirasakan dari awal digaungkannya era digital ini sangat dirasakan tidak hanya oleh para pendidik namun juga peserta didik yang masih nyaman dengan cara konvensional dalam kegiatan pembelajrannya.
"Covid-19 bisa jadi kebun optimisme yang bisa kita panen bersama-sama. Kesempatan untuk menuai transformasi di bidang pendidikan," ujar Iwan saat membuka peluncuran aplikasi pembelajaran e-Pintar dari Tanoto Foundation, Selasa, 14 September 2021.
Menurutnya, di tengah situasi pandemi, transformasi pembelajaran dengan menggunakan media teknologi digital paling baik dilakukan secara bersama-sama. Guru bahkan peserta didik didorongnya untuk saling berbagi dan bergotong royong dalam memanfaatkan pembelajaran melalui teknologi digital. Hal ini diyakini dapat mengatasi keengganan dari guru dan peserta didik dalam pemanfaatan teknologi digital untuk pembelajaran di era pandemi ini.
Dalam Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), kegiatan synchronous merupakan percakapan online dimana peserta didik dapat berinteraksi dengan peserta didik lain dan juga pengajar selama pelajaran berlangsung. Alat pembelajaran digunakan secara real-time, seperti instant messaging yang memungkinkan siswa dan guru untuk bertanya dan menjawab pertanyaan dengan segera dan sinkron (dalam waktu yang bersamaan). Sedangkan, kegiatan asynchronous dapat dilakukan bahkan ketika peserta didik atau pengajar sedang offline. Dalam hal ini, peserta didik biasanya akan menyelesaikan pelajaran mereka sendiri dan hanya menggunakan internet sebagai alat pendukung.
Proses belajar jarak jauh bisa dilaksanakan dengan memanfaatkan bantuan teknologi. Banyak aplikasi-aplikasi yang mendukung pembelajaran bisa digunakan pendidik untuk melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) seperti WA Group, Telegram, IG, FB sebagai media komunikasi atau juga memanfaatkan Youtube untuk membagikan video pembelajaran dan juga memanfaatkan aplikasi kelas maya di Rumah Belajar, pemanfaatan Goole Drive, Microsoft 365, dan lainnya. Selain itu, juga bisa memanfaatkan Padlet sebagai media kolaborasi dan komunikasi dalam PJJ baik secara synchronous maupun asynchronous, khususnya dalam hal wadah penugasan kepada peserta didik.
Padlet merupakan virtual online dimana guru dan siswa dapat melakukan pembelajaran secara kolaboratif, refleksi, berbagi link dan gambar dalam sebuah lokasi (URL) (http://www.aea1.k12.ia.us/). Padlet menitik beratkan pembelajaran berbasis internet menjadi sebuah alternatif pembelajaran yang menyenangkan. Menurut Anderson (2013), banyak hal yang dapat dimanfaatkan dalam fitur Padlet untuk pembelajaran yaitu:
(1) Aktivitas Penulisan Pesan: Fitur ini memberikan kesempatan kepada guru dan siswa untukberkomunikasi berupa pesan atau teks.
(2) Aktivitas diskusi: Fitur ini mampu mengakomodir diskusi dalam kelas virtual. Diskusi ini dapat dilakukan antara guru dengan siswa atau antara siswa dengan siswa atau diskusi dengan kelompok secara kolabiratif.
(3) Aktivitas Bertutur: Fitur ini mampu menjembatani untuk siswa yang mengalami masalah untuk menyampaikan pendapatnya secara lisan yakni dengan bertutur secara tulisan. Aktivitas ini dapat berupa perbincangan tentang suatu gambar atau video, gambar, ataupun penulisan topik yang didiskusikan.
(4) Merekam Aktivitas Pembelajaran: Salah satu kelebihan dari Padlet adalah hasil diskusi dapat disalin atau dirangkum filenya dalam beberapa format sehingga memudahkan siswa untuk mendokumentasikan hasil pembelajaran.
Idealnya, PJJ akan lebih efektif jika mencakup kegiatan belajar baik asynchronous dan synchronous. Hal ini memungkinkan peserta didik dan pengajar untuk mendapatkan keuntungan baik dari segi kegiatan maupun penugasan pembelajaran yang berbeda. Pendekatan ini memberikan kesan pada situasi pembelajaran yang tidak jauh berbeda dengan situasi sebelum pandemi.